TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Plastic For Nature, Gerakan Mengolah Sampah Menjadi Barang Bernilai 

Sampah plastik bisa menjadi barang yang lebih bermanfaat 

Ilustrasi Daur Ulang Sampah Plastik (Dok. IDN Times)

Jakarta, IDN Times -  Sampah adalah salah satu masalah paling besar dari mitigasi atau krisis iklim, Bank Dunia mencatat sampah plastik yang tersebar di kota-kota besar di dunia mencapai 1,3 miliar ton setiap tahunnya dan diperkirakan akan bertambah hingga 2,2 miliar pada 2025. 

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun, sebanyak 3,2 juta ton sampah plastik terbuang ke laut. 

IDN Times menjadikan Desember sebagai bulan Peduli Perubahan Iklim dengan menghadirkan program "101 Climate Change Actions". Program ini ditayangkan di Instagram @idntimes setiap hari Senin-Jumat Pukul 16.00 wib, tanggal 1-30 Desember 2021. 

Episode 5 menghadirkan Juan Aprilliano Chandra, Co-Founder Plastic For Nature (Plana). Platform nasional yang menggerakkan para pemangku kepentingan untuk berperan serta dalam mewujudkan Indonesia Bebas Sampah. Yuk simak cerita Juan mendirikan Plastic For Nature.

Baca Juga: Masalah Sampah Plastik yang Mengancam Keindahan Bali

Baca Juga: Keren! Ilmuwan China Ciptakan Plastik Ramah Lingkungan dari Sperma

1. Berangkat dari keinginan untuk menikmati keindahan alam sampai hari tua

Tangkapan Layar live Instagram IDN Times bersama Juan Aprilliano Chandra dalam acara "101 Climate Change Actions" pada Selasa (7/12/21) (IDN Times/Annisa Dewi L)

Juan yang saat ini berusia 25 tahun bercerita, awal mula ia terjun ke dunia pengolahan sampah dan peduli terhadap lingkungan adalah karena ia memiliki cita-cita untuk bisa melakukan diving ke berbagai pantai di seluruh dunia dan menikmati keindahan alam pada usia 30 tahun, ketika ia sudah mapan.

Namun, ia menyadari keadaan laut saat ini sangat mengkhawatirkan akibat dari sampah plastik yang ada di laut.

“Nah dari situ saya melihat bahwa kok semakin kesini semakin menyeramkan ya ternyata untuk bisa saya diving di usia 30 tahunan. Ternyata (Laut) sangat terancam dan lingkungannya tidak akan sebaik sekarang, lingkungan ini akan mulai semakin tak hancur habitat yang, makin banyak yangg punah mulai dari hewan nya, maupun dari tanaman- tanaman laut nya,” kata Juan dalam live Instagram bersama IDN Times, Selasa (7/12/2021).

“Dan aku kebayang saat itu enggak mau banget yang namanya ketika aku berenang di laut, ternyata yang aku lihat cuma sampah plastik doang di laut dan itu salah satu awal mulanya kita mencoba untuk membuat Plastic For Nature ini bersama co-founder yang lain,” tambahnya. 

Baca Juga: Terlalu Banyak Sampah Di Ruang Digital Saat Ini

2. Apa itu Plastic For Nature?

Plastic For Nature (Instagram.com/plasticfornature)

Juan menyampaikan, Plastic For Nature atau bisa disebut dengan Plana merupakan hasil dari sebuah obrolan keluarga mengenai sampah plastik di lingkungan yang berdiri sejak akhir 2020. 

“Untuk tanggal jadinya itu akhir-akhir bulan tahun 2020. Karena memang itu semuanya itu sifatnya dari obrolan dan kita jalanin  kita ini mencoba untuk menyelesaikan sampah yang ada dan kita jadikan produksi baru gitu,” ungkap Juan.

Plana merupakan  perusahaan sosial yang bergerak untuk mengubah perilaku dalam menggunakan plastik untuk masa depan yang berkelanjutan. 

“Pada dasarnya segala sesuatu yang dibuat di bumi ini seharusnya baik apa adanya. Demikian juga dengan plastik karena plastik itu menjawab banyak sekali permasalahan yang ada di hidup kita. Tapi kita harus mulai sadar gimana sih cara kita berperilaku untuk bisa membuat sikap kita terhadap plastik ini,” terangnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya