TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Surah Yusuf Ayat 4: Keistimewaan di Balik Rahasia Mimpi Nabi Yusuf AS

Surah Yusuf Ayat 4 terkandung pesan untuk hindari sifat riya

ilustrasi Al-Qur'an (IDN Times/Rochmanudin)

Jakarta, IDN Times - Surah Yusuf ayat 4 merupakan permulaan indah yang menceritakan kisah perjalanan hidup Nabi Yusuf AS, yang terungkap dari rahasia di balik sebuah mimpi.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Yusuf ayat 4, sebagai berikut:

إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَٰٓأَبَتِ إِنِّى رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِى سَٰجِدِينَ

Iż qāla yụsufu li`abīhi yā abati innī ra`aitu aḥada 'asyara kaukabaw wasy-syamsa wal-qamara ra`aituhum lī sājidīn

Artinya: “(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: 'Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat 11 bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku'".

Baca Juga: Kisah Utsman bin Affan, Sahabat Nabi Pemilik Dua Cahaya

1. Keistimewaan mimpi Nabi Yusuf AS

Ilustrasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Dikutip dari buku Tafsir al-Qurthubi karya Imam al-Qurthubi. Kata sujud dalam surah Yusuf ayat 4 dimaksudkan sebagai bentuk penghormatan, menundukkan kepala dan tunduk tawadhu’ kepada Nabi Yusuf AS, bukan sujud sebagai ibadah.

Selain itu, arti dari 11 bintang adalah saudara-saudara Nabi Yusuf AS yang berjumlah 11 orang. Sedangkan arti matahari dan bulan adalah ayah dan ibunya. Semuanya itu bersujud sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Yusuf AS.

Sehingga Allah SWT memerintahkan Muhammad SAW untuk menceritakan kisah mimpi Nabi Yusuf AS kepada umatnya.

Ibnu Jabir menyebutkan Rasulullah SAW didatangi seorang petani Yahudi bernama Bustanah, dia menanyakan nama-nama bintang yang bersujud kepada Nabi Yusuf AS, lalu Rasulullah SAW terdiam.

Kemudian Jibril turun mengabarkan tentang nama-nama bintang tersebut. Rasulullah SAW pun bertanya kembali “Apakah kau akan beriman bila aku mengabarkannya kepadamu?” Bustanah menjawab “Iya”.

Kemudian Rasulullah SAW bersabda, yang artinya “Mereka adalah Jaryan, al-Thariq, al-Dzayyal, Dzulkanifat, Qabis, ‘Amudan, al-Faliq, al-Mishbah, al-Dharuh, Dulfurugh, al-Dhiya’ dan al-Nur.” Kemudian orang Yahudi itu berkata “Demi Allah, itu adalah nama-namanya”.

2. Kisah kasih sayang Nabi Ya’qub AS kepada anaknya

Ilustrasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Karena Nabi Ya’qub AS menyadari mimpi tersebut bukanlah mimpi biasa, melainkan mimpi yang dirasakan para nabi. Dia pun menyembunyikan mimpi anaknya tersebut, untuk menghindari rasa iri dari orang lain.

“Wahai Anakku, jangan kamu menceritakan tentang mimpimu kepada saudara-saudaramu agar mereka tidak dengki kepadamu, dan berencana untuk menjerumuskanmu ke dalam kebinasaan, sebab setan adalah musuh adam beserta anak turunannya dan dia akan menyebarkan fitnah di antara manusia.”

Nabi Ya’qub AS telah menjanjikan kepada Nabi Yusuf AS dengan tiga derajat. Pertama, Al-ijtibaa’ (orang yang terpilih). Kedua Takwil (penggambaran tentang tafsiran dari mimpi dalam bentuk nyata). Ketiga, kenabian. Karena nikmat yang paling sempurna bagi manusia adalah nikmat kenabian.

Baca Juga: Ayat-Ayat Al-Quran tentang Cinta yang Menenangkan Hati

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya