TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dual Track, Cara Soekarwo Tingkatkan Kompetensi Pelajar Jatim

Jadi nanti SMK dan SMA sama-sama dapat materi soft skill.

Dok. IDN Times/Istimewa

Surabaya, IDN Times - Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Jatim menjadi titik balik pendidikan nasional. Salah satu yang menjadi konsen Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim yakni program dual track untuk memperkuat pendidikan vokasional. 

“Kami bersama guru dan PGRI telah merumuskan konsep baru pendidikan tahun 2018, dual track strategy untuk mengantisipasi bonus demografi tahun 2019 di Jatim,” ujar Gubernur Jatim Soekarwo, Rabu (2/5).

Konsep pendidikan dual track merupakan gabungan dari kurikulum SMK dan SMA. SMA nantinya akan mendapatkan materi keterampilan di luar pelajaran umum, dan sebaliknya.

1. Gubernur terapkan langkah dual track untuk pendidikan berkompeten di Jatim

Dok. IDN Times/Istimewa

Pakde Karwo sapaan akrabnya menjelaskan, sebagai langkah awal penerapan dual track, pemprov memberlakukan rasio 70 persen untuk SMK dan 30 persen untuk SMA. Bagi SMK, pemprov telah bekerjasama dengan perguruan tinggi dan perusahaan khususnya yang ada di Jatim. Sedangkan untuk SMA, Aliyah, Ula, dan Wusto dalam pendidikan Diniyah Salafiyah juga diberikan pendidikan vokasional sehari dalam sepekan.

“Semua langkah ini dilakukan agar Jatim yang mempunyai kultur sebagai pejuang dan petarung menang dalam pertarungan SDM di tingkat internasional. Hampir semua anak-anak muda di Jatim memenangkan pertarungan dengan kondisi digital seperti saat ini,” paparnya.

Baca juga: Jelang May Day, Soekarwo Ajak Buruh dan Pengusaha Jaga Kekompakan.

2. Kebudayaan nasional menjadi penyangga pendidikan nasional

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Selain dual track, lanjut Pakde dengan disahkannya Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan akan mempertegas posisi kebudayaan nasional sebagai ruh, pemberi hidup, dan penyangga bangunan pendidikan nasional.

Pemprov Jatim, kata dia, berkomitmen untuk terus membangun pendidikan yang diperkuat dengan kebudayaan nasional. Kebudayaan yang maju akan membuat pendidikan kuat. Begitu pula sebaliknya, jika pendidikan subur dan rindang, akar kebudayaan akan lebih menghunjam kian dalam di tanah tumpah darah Indonesia.

Baca juga: May Day, Ini Janji Soekarwo kepada Para Buruh

 

 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya