Kisah Pilu Seorang Pemuda Surabaya yang Dipasung Ibunya
Masih ada pemasungan di era teknologi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Bekas luka masih tergambar jelas di kedua lengannya. Jalannya tertatih-tatih seakan sudah lama tak menginjakkan kaki ke tanah. Muhammad Fradana Ikhsan namanya, pemuda berusia 27 tahun asal Kedung Klinter V No. 6 Kedungdoro, Tegalsari, Surabaya.
Nasibnya tak sama dengan pemuda seusianya, namun ia masih mempunyai kemauan yang sama meski mengalami keterbelakangan mental. Nah itulah kenapa ada luka di beberapa lengannya, bukan karena pukulan melainkan karena ikatan. Sudah satu tahun lamanya ia diikat oleh sang Ibu, Sunarti karena kerap kali mengamuk tanpa kontrol.
1. Karena sering ngamuk, Dana pun dipasung
Saat IDN Times mendatangi langsung rumahnya, Dana, sapaan akrabnya, sudah tidak lagi dalam ikatan di atas ranjang tidurnya. Ia sudah dilepas oleh Sang Ibunda, tapi benar apa yang dikatakan Sunarti. Pemuda ini tak bisa mengendalikan dirinya, emosinya meledak-ledak saat ada orang baru ke rumahnya. "Aaaah... waaaah.... haaaaa...." begitu teriaknya ketika melihat saya.
Tatapan matanya kosong, namun ia bisa mengenali jelas wajah ibunya. Saat teriakannya menjadi, sang ibulah yang bisa menenangkannya. Pemuda ini sungguh kasihan, di era modern ini masih mengalami pemasungan. Memang tidak menggunakan kayu, tetapi ikatan pada dirinya ini juga termasuk bentuk pemasungan.
"Ya bagaimana lagi mas, ini ekonomi saya minim. Dia sering ngamuk kaca rumah dipecah, anak kecil dipukul, sepeda motor dirusak. Kalau minta semaunya sendiri. Saya cuma kerja serabutan," kata Sunarti.
Baca juga: Penderita Gangguan Jiwa Jadi Sorotan, Ini Anggaran Pemprov untuk Mereka