TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tenaga Pendidik Cabul, Millennials yang Berprofesi Guru Ini Angkat Bicara

Padahal guru seharusnya "Ing ngarsa sung tuladha"

Dok. IDN Times/Istimewa

Surabaya, IDN Times - Fenomena paedofil atau pencabulan terhadap anak di bawah mendapatkan perhatian serius dari berbagai kalangan. Salah satu yang melontarkan kecamannya adalah para pengajar muda. Para guru yang notabene merupakan kaum millennial ini pun mengaku sangat risau, terlebih kasus pencabulan terbaru justru dilakukan oleh tenaga pendidik.

Seperti diketahui, dalam dua pekan saja, korban paedofilia di Jawa Timur mencapai 109 anak. Salah satu kasus yang paling menjadi sorotan adalah pencabulan yang terjadi pada siswa SD 65 di Surabaya. Parahnya, pencabulan itu justru dilakukan oleh guru mereka sendiri selama  4 tahun.   

1. Alarm something wrong di kehidupan sosial

Typepad.com

Salah satu guru di SMA Insan Cendekia Mandiri Boarding School Surabaya, Cahya Febrian (22) mengatakan bahwa fenomena paedofil yang marak terjadi akhir-akhir ini bisa menjadi suatu alarm untuk masyarakat Indonesia bahwa ada yang salah pada kehidupan sosial masyarakat. 

"Yang mencengangkan di sini adalah ditemukan fakta bahwasannya pelaku paedofil ialah tenaga pendidik. Ini sangatlah tidak pantas dan etis, seorang tenaga pendidik melakukan perbuatan hina yang seharusnya tak patut untuk dilakukan bagi siapapun, terlebih disini dilakukan oleh seorang tenaga pendidik?," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Senin (26/2).

Hal ini lanjut Cahya, dapat memicu ketidakpercayaan masyarakat terhadap dunia pendidikan. Untuk itu, kasus seperti ini harus segera diusut tuntas.

"Padahal, bapak pendidikan kita berpesan agar tenaga pendidik haruslah Ing ngarsa sung tuladha, ing madya Mangun karsa, tut wuri handayani. Tenaga pendidik haruslah menyalakan pelita dan menerangkan cita, bukan sebaliknya," kata guru bahasa Inggris ini.

Baca juga: Guru yang Cabuli 65 Siswa Terancam Pasal Berlapis

2. Sekolah dan kepolisian harus rajin sosialisasi

Dok. IDN Times/Istimewa

Sementara itu, guru SMK 1 Kawung Surabaya, Dewi Eka (23) menyarankan agar pihak sekolah bersama kepolisian lebih gencar membuat sosialiasi terhadap para siswa. "Harus dijelaskan tentang bahaya kekerasan terhadap anak. Polisi juga harus melakukan sosialiasi tentang adanya nomor darurat sebagai wadah untuk lapor," kata Dewi.

Lebih lanjut, Dewi mengaku sangat menyayangkan pencabulan massal di lingkungan sekolah. Sebab, sejatinya para pendidik diberi kepercayaan oleh orangtua siswa  "Untuk para orangtua juga harus lebih memperhatikan anaknya."

Sebaliknya, penegak hukum juga diminta untuk memberikan hukuman berat agar menimbulkan efek jera pada para pelaku.

3. Sarankan beri wawasan mendalam tentang reproduksi kepada siswa

Theguardian.com

Hal senada juga disampaikan oleh guru MA Darul Ulum, Sidoarjo, Afif Fatchur (22). Ia melihat kejadian paedofil di lingkup sekolah sudah masuk dalam kategori parah. Ia pun menyarankan agar siswa diberi materi mendalam mengenai bahaya seks. 

"Paedofil dari dulu kasusnya selalu ada. Yang parah ini kalau sudah masuk di lingkungan sekolah dan pelakunya tenaga pendidik. Siswa ke sekolah untuk mendapat ilmu malah dapat pencabulan. Sekolah bisa mengajari siswa bahayanya orang lain kalau melihat alat vitalnya. Kalau kepada orangtua bisa memberi arahan juga," terang guru ekonomi ini.

Baca juga: Korban Pencabulan di Jatim Tembus 100 Anak dalam Dua Pekan

 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya