TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jangan Cuma Pidato, KPAI Minta Nadiem Wujudkan Kemerdekaan Belajar

Hal ini direkomendasikan oleh KPAI untuk kemerdekaan belajar

Menteri Pendirikan dan Kenudayaan Nadiem Anwar Makariem ditemui usai menjadi pembina upacara peringatan Hari Guru Nasional, di Kemendikbud, Jakarta Selatan, Senin (25/11). (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Jakarta, IDN Times - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan, tidak hanya melalui pidatonya dalam peringatan Hari Guru, namun Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem direkomendasikan untuk mengambil langkah nyata untuk mewujudkan kemerdekaan belajar.

"Menciptakan kemerdekaan belajar tidak cukup dengan pidato, namun Menteri Nadiem harus melakukan langkah-langkah nyata," ujar Retno seperti yang dikutip dari Antara, Senin (25/11).

1. Dalam kurun waktu 25 tahun, tidak terdapat perubahan dalam proses pengajaran

(Ilustrasi pendidikan) IDN Times/Sukma Shakti

Retno mengatakan pelatihan untuk para guru berperan dalam peningkatan kapasitas bagi mereka untuk mewujudkan kemerdekaan belajar.

Ia menambahkan, berdasarkan sebuah penelitian dalam kurun waktu 25 tahun, tidak terdapat perubahan dalam proses pengajaran di kelas.

Baca Juga: Trending di Twitter, Ini Kisah Menyambut Hari Guru yang Bikin Haru

2. Perubahan pendidikan harus dimulai dari pengajar

(Ilustrasi pendidikan) IDN Times/Sukma Shakti

Retno mengatakan, bentuk pelatihan yang diberikan tidak harus selalu berupa metode, dan untuk mewujudkan kemerdekaan belajar diperlukan materi seperti soal Konvensi Hak Anak dan upaya mewujudkan sekolah ramah anak.

Baginya, perubahan pendidikan harus dimulai dari pengajar.

"Kalau guru berkualitas, maka siswanya pasti berkualitas. Jika guru dan siswanya berkualitas, pasti sekolahnya berkualitas. Kalau sekolah-sekolah berkualitas di suatu daerah, maka daerah tersebut pendidikannya pastilah berkualitas. Jadi intinya perubahan pendidikan dimulai harus dimulai dari guru," ujar Retno.

3. Indonesia harus menambah sekolah negeri untuk mencapai target RPJMN 2020-2025

(Ilustrasi pendidikan) IDN Times/Sukma Shakti

Retno menyarankan bahwa akses untuk memperoleh pendidikan di tingkat SMP dan SMA/SMK bagi masyarakat tidak mampu diperluas, mengingat masa belajar anak-anak di Indonesia masih sekitar 8,5 tahun.

Selain itu, berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2025 terdapat target bagi seseorang untuk mengenyam pendidikan yaitu selama 9,1 tahun. Kemudian, untuk mencapai mendukung mencapai target tersebut, diperlukan pertambahan sekolah negeri.

Baca Juga: Nadiem: Semua Guru Harus Tahu Prinsip Pendidikan Kebutuhan Khusus

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya