Perintah Habibie Prabowo Letakkan Jabatan Sebelum Matahari Terbenam
Prabowo mendatangi Habibie ke Istana
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Tiga hari setelah pemakaman jenazah Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie namanya masih terus disebut. Banyak orang masih berduka atas wafatnya Presiden ke-3 RI itu. Salah satu yang turut merasa kehilangan adalah Presiden pertama Timor Leste Kay Rana Xanana Gusmao.
Xanana berziarah ke makam BJ Habibie di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (15/9). Antara Habibie dan Xanana memiliki sejarah khusus. Diketahui, Xanana dibebaskan dari penjara ketika Habibie naik menjadi Presiden menggantikan Soeharto yang lengser pada 1998. Saat itu, Xanana menjadi tahanan politik dan mendekam di penjara Cipinang.
Tidak hanya terkait dengan Xanana, sejarah Habibie menjadi presiden ditandai dengan banyak peristiwa penting.
Dikutip dalam buku Sintong Panjaitan "Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando", lima jam setelah Habibie dilantik menjadi presiden pada 21 Mei 1998, Penasihat Presiden bidang Pertahanan dan Keamanan (Hankam), Sintong Panjaitan, menerima telepon bahwa staf Kostrad Mayor Jenderal TNI Kivlan Zen dan Komandan Pasukan Khusus TNI AD (Kopassus) Mayor Jenderal TNI Muchdi PR mendatangi kediaman Habibie.
Kedatangan Kivlan Zen dan Muchdi PR adalah menjalankan tugas yang diberikan oleh Panglima Kostrad Letnan Jenderal TNI Prabowo Subianto, untuk menyampaikan surat yang berisi tentang saran pemindahan jabatan.
Dalam surat tersebut tertulis agar Jenderal TNI Subagyo HS diangkat menjadi Panglima ABRI, Jenderal TNI Wiranto diangkat menjadi Menteri Hankam, Letjen TNI Prabowo Subianto diangkat menjadi KSAD, dan pemisahan antara jabatan panglima ABRI dengan menteri Hankam.
Saat itu, Habibie menyerahkan hal ini kepada Sintong, mengingat kedua tamu tersebut merupakan tentara. Sebelumnya, Sintong sudah enam tahun membantu BJ Habibie sebagai staf ahli bidang sistem senjata di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS), dan Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi. Selain itu, Sintong juga ikut menyusun pidato upacara pelantikan BJ Habibie.
Baca Juga: Pernah Jadi Kesayangan, BJ Habibie Sempat Ditolak Bertemu Soeharto
1. Kehadiran Muchdi PR yang janggal
Masih dalam buku Sintong Panjaitan itu, tertulis bahwa kehadiran Muchdi PR pada saat itu terasa janggal, sehingga muncul pertanyaan di benak Sintong.
“Sejak kapan Komandan Jenderal Kopassus dapat diperintah oleh Panglima Kostrad? Baik Kostrad maupun Kopassus berkedudukan sejajar sebagai Bala Pertahanan Terpusat, hanya pangkat Panglima Kostrad berbeda dengan Komandan Jenderal Kopassus," pikir Sintong.