Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Bandung, IDN Times - Dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) yang akan dilaksanakan pada 26 April 2019 mendatang, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengajak awak media, untuk mensosialisasikan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana kepada masyarakat di Tanah Air.
Untuk itu, BNPB menggelar kegiatan pendidikan dan pelatihan (Diklat) penanggulangan bencana bagi wartawan, sebagai bekal pengetahuan untuk sosialisasi kebencanaan tersebut.
Baca Juga: BNPB: Perempuan Memiliki Peran Penting untuk Siaga Bencana Alam
1. Media memiliki peran untuk mengedukasi masyarakat soal bencana alam
IDN Times/Axel Jo Harianja Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Bernardus Wisnu Widjaja mengatakan, media memiliki peran untuk mengedukasi masyarakat secara luas terkait bencana alam.
"BNPB menggandeng awak media karena mereka bagian dari penta helix penanggulangan bencana, yaitu pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media massa," kata Wisnu di Hotel Setia Budi, Bandung, Jawa Barat, Rabu (24/4).
2. Awak media perlu memahami ancaman bahaya saat meliput peristiwa kebencanaan
Wisnu mengatakan, awak media juga perlu memahami ancaman bahaya saat meliput peristiwa kebencanaan. Awak media juga harus memperhatikan aspek keselamatan.
“Kami mengharapkan mereka (awak media) dapat menyebarluaskan mengenai pengetahuan kebencanaan, dengan menggunakan bahasa yang dipahami masyarakat,” kata dia.
Terkait dengan HKB, Wisnu berharap, gerakan tersebut dapat memberikan perubahan perilaku masyarakat, agar terbangun kesiapsiagaan di tingkat individu, keluarga, dan komunitas.
3. Awak media dapat menjadi SDM penanggulangan bencana yang kompeten dan profesional
Ditempat yang sama, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan PB BNPB Agus Wibowo menyebutkan, awak media dapat menjadi sumber daya manusia (SDM) penanggulangan bencana yang kompeten dan profesional, untuk meningkatkan kualitas peliputan bencana.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
“Kami mengharapkan diklat ini untuk meningkatkan kemampuan para wartawan dalam memahami lingkup pengetahuan kebencanaan,” ujar Agus.
Menurut Agus, awak media dapat mendorong perilaku pengurangan risiko bencana di masyarakat, serta menumbuhkan ketangguhan masyarakat dalam penanggulangan bencana.
4. HKB 2019 difokuskan di wilayah Lembang, Jawa Barat
HKB 2019 difokuskan berlokasi di wilayah Lembang, Bandung, Jawa Barat, karena menyimpan potensi bencana Sesar Lembang.
Peneliti Geotek LIPI Mudrik Daryono yang hadir dalam acara diklat pun menjelaskan mengenai Sesar Lembang, menggunakan metode tektonik geomorfologi dan paleoseismologi.
Berdasarkan metode tersebut, Sesar Lembang dibagi menjadi enam bagian. Panjang keseluruhan dari bagian tersebut mencapai 29 km, mulai dari Cimeta, Cipogor, Cihideng, Gunung Batu, Cikapundang, dan Batu Lenceng.
"Sementara itu, hasil kajian Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menunjukkan bahwa Sesar Lembang berpotensi terjadi gempa dengan magnitudo maksimum M 6.8," kata dia.
Baca Juga: BNPB: Kesiapsiagaan Bencana Alam Dimulai dari Diri Sendiri