TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cegah Macet saat Arus Balik, Contraflow Disiapkan pada 8-10 Juni

Angka kecelakaan arus mudik Lebaran 2019 turun 62 persen

Ilustrasi kecelakaan (IDN Times/Cije Khalifatullah)

Jakarta, IDN Times - Sebagian besar pemudik sudah kembali ke daerah tempat tinggalnya masing-masing usai mudik Lebaran 2019. Meski begitu, puncak arus balik diperkirakan akan berlangsung pada 8 hingga 10 Juni mendatang.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo mengatakan, arus balik hari ini masih belum ada peningkatan secara signifikan.

"Seluruh jalur mudik khususnya Trans Jawa mulai dari Semarang sampai Cikampek masih dikatakan cukup lancar, termasuk jalur-jalur alternatif. Kemudian untuk wilayah Sumatera, dari Sumatera Selatan sampai Lampung juga masih cukup lancar dan kondusif, kemudian Bakauheni dikatakan situasinya cukup lancar," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (7/6).

Baca Juga: Ternyata Ini Asal Usul Kata "Mudik" dan "Lebaran"

1. Polisi akan terapkan contraflow untuk antisipasi lonjakan arus balik

IDN Times/Axel Jo Harianja

Untuk mengantisipasi lonjakan arus balik, Dedi menuturkan, pihaknya telah mempersiapkan jalur alternatif serta rekayasa lalu lintas.

"Nanti akan disiapkan contraflow ya, tanggal 8, 9, 10 dan sangat situasional, Kakorlantas juga menyebutkan waktunya antara jam 12 siang sampai pukul 24.00 setiap hari selama tanggal 8, 9 dan 10," tuturnya.

2. Sistem one way juga akan diterapkan jika kemacetan belum bisa terurai

ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

Jika sistem contraflow masih belum dapat mengurai kemacetan, Dedi mengatakan, sistem one way akan diterapkan. Salah satunya di tol Trans Jawa, yang dimulai dari Tol Kalikangkung Kilometer 417 hingga Tol Cikampek Utama Kilometer 70.

"Kalau itu pun masih juga macet, maka akan one way lagi dari km 70 sampai km 0 Cawang. Jalur-jalur alternatif juga dipersiapkan guna menghindari penumpukan yang signifikan di jalur tol," jelasnya.

Jika pemudik dari wilayah Sumatera juga mengalami peningkatan yang signifikan, sistem contraflow juga akan diterapkan mulai dari Merak hingga Jakarta.

"Jalur alternatif juga sudah disiapkan sehingga diharapkan tidak terjadi kemacetan dan kepadatan hanya di satu jalur, tapi bisa terurai di beberapa jalur," ucap Dedi.

3. Angka kecelakaan arus mudik Lebaran 2019 turun 62 persen

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Jenderal Bintang satu itu juga mengungkapkan, terjadi penurunan angka kecelakaan lalu lintas dalam arus mudik Lebaran tahun ini. Angka kecelakaan itu bahkan menurun lebih dari 50 persen.

"Untuk angka kecelakaan lalu lintas mengalami penurunan 62 persen, sedangkan korban meninggal dunia turun 59 persen apabila dibandingkan dengan tahun 2018. (Terhitung) dari tanggal 29 (Mei) sampai hari ini tanggal 7 Juni," ungkapnya.

Pada mudik Lebaran tahun lalu, angka kecelakaan lalu lintas sebanyak 1.178 kasus dan 254 orang meninggal dunia.

"Untuk tahun 2019 ini, pada waktu yang sama dalam waktu operasi ketupat ini, kecelakaan lalu lintas sebanyak 446 kasus dengan jumlah korban meninggal dunia 105 kasus," katanya

Kecelakaan lalu lintas mudik Lebaran 2019, kata Dedi, lebih didominasi oleh kendaraan roda dua. Meski begitu, angka korban meninggal dunia lebih banyak berasal dari pengendara kendaraan roda empat.

"Untuk penyumbang kecelakaan lalu lintas, memang paling banyak kendaraan roda 2, tapi jumlah korban meninggal adalah kendaraan roda 4," kata Dedi.

4. Tingkat kesadaran masyarakat meningkat

ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Menurut Dedi, turunnya angka kecelakaan lalu lintas tak lepas dari  meningkatnya kesadaran masyarakat. Masyarakat, lanjut Dedi, berperan dalam meningkatkan kelancaran dan keamanan mudik Lebaran 2019.

"Tentunya semakin baik lah ya, tingkat kesadaran dan kepedulian masyarakat semakin meningkat, dengan jumlah korban meninggal dunia yang berkurang, kemudian jumlah kecelakaan lalu lintas juga berkurang," jelasnya.

Tak hanya itu, rekayasa lalu lintas juga disebut berpengaruh besar untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas.

"Ada upaya-upaya yang dilakukan aparat kepolisian, melakukan rekayasa-rekayasa lalin (lalu lintas) sehingga memecah kepadatan dan memperbanyak pos pam (pos pengamanan) di spot yang menjadi rawan kecelakaan lalu lintas, di situ diperbanyak petugas-petugasnya," terang Dedi.

Baca Juga: Ini Kata Menhub Soal Evaluasi Mudik Lebaran 2019

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya