TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gubernur Lemhanas Sebut Hoaks Jadi Fenomena Jelang Pemilu 2019 

Hoaks dirancang untuk kepentingan politik

Gubernur Lemhanas (IDN Times/Uni Lubis)

Jakarta, IDN Times - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo bertemu dengan beberapa pemimpin redaksi (pimred) media massa hari ini, di Gedung Lemhanas, Jakarta Pusat.

Agus mengatakan, pertemuan itu dilaksanakan untuk berbagi informasi serta mencari makna dan pemahaman tentang fenomena apa saja yang terjadi di Indonesia.

"Jadi nanti juga dari temen-temen ini, dia ada yang bisa menyampaikan dari informasi ataupun teman-teman media. Dimana kami (Lemhanas) pun ikut belajar dan ikut menjaga. Jadi kita berbagi informasi," kata Agus dalam acara coffee morning, Rabu (20/3).

Baca Juga: Sebanyak 2 Ribu Surat Suara Pemilu 2019 Nyasar ke Hong Kong

1. Ada fenomena-fenomena yang muncul jelang Pemilu 2019

IDN Times / Uni Lubis

Agus menjelaskan, ada fenomena yang menjadikan Pemilu saat ini berbeda dari Pemilu-Pemilu sebelumnya. Menurut dia, gejala atau fenomena yang muncul itu bisa saja semakin mengerucut dan semakin menajam.

Fenomena itu, kata Agus, tidak hanya berlaku di Indonesia saja. Hal ini juga terlihat di negara-negara lain di dunia, sesuai perkembangan yang mempunyai implikasi antarbangsa dan tidak hanya tertuju pada satu negara atau suatu bangsa saja.

"Misalnya perkembangan informasi teknologi dan lain-lain, jadi memang kita ingin untuk berbagi dan mencoba memahami lebih dalam, memberikan makna arti tentang apa di sekitar kita, untuk bisa lebih mempersiapkan diri menghadapi masa depan kita," dia menjelaskan.

2. Fenomena perkembangan teknologi informasi

Gubernur Lemhanas dengan Pimred Media Massa (IDN Times/Uni Lubis)

Agus kemudian menceritakan, perkembangan teknologi informasi itu bukan hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi juga di negara lain.

"Bahkan Amerika pun juga terkejut-kejut menerima kenyataan implikasi dari fenomena tersebut dengan terpilihnya Presiden Trump, yang sampai sekarang juga menimbulkan perdebatan dan wacana," katanya.

"Yang itu, Amerika sudah punya demokrasi 200 tahun, apalagi Indonesia yang memang baru 18-19 tahun," sambungnya.

3. Fenomena penyebaran hoaks

IDN Times/ Helmi Shemi

Agus menuturkan, fenomena penyebaran berita bohong juga menjadi bagian dari perkembangan informasi teknologi informasi. Penyebaran berita hoaks itu, ujar Agus, kemudian bergulir untuk bisa bersinergi dengan aspek-aspek lain. Salah satunya digunakan untuk kepentingan politik.

"Misalnya untuk memilih tema-tema yang bisa menyentuh emosi dan fanatisme dari masyarakat itu semua dipilih, dan salah satu aspek lainnya adalah hal itu juga bukan dilahirkan oleh orang-orang yang tidak tahu atau bodoh ataupun kebetulan," tuturnya.

Dia melanjutkan, "tetapi memang bisa jadi bahwa itu memang dirancang untuk tujuan-tujuan tertentu terutama tujuan politik tadi itu." 

Baca Juga: Begini Kritik Gubernur Lemhanas Terhadap Aktivis Robet, TNI dan Polri

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya