TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

KNKT: Pesawat Sriwijaya Air SJY 182 Tak Meledak Sebelum Membentur Air

Mesin pesawat #SJY182 masih hidup sebelum membentur air laut

Catatan penerbangan Sriwijaya Air SJ182 (Website/flightradar24.com)

Jakarta, IDN Times - Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, pihaknya sudah mengumpulkan data dari radar (ADS-B) dan Perum LPPNPI (Airnav Indonesia) terkait investigasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJY 182.

Dari data tersebut, tercatat pesawat mengudara pada pukul 14.36 WIB dan terbang menuju arah barat laut. Pada pukul 14.40 WIB, pesawat mencapai ketingian 10.900 kaki dan mulai turun hingga pada ketinggian 250 kaki.

"Terekamnya data sampai dengan 250 kaki, mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data. Dari data ini, kami menduga bahwa mesin masih dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air," ujar Soerjanto dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/11/2020).

Baca Juga: KNKT: Semoga Hari Ini Black Box Sriwijaya Air Ditemukan

1. Ini bukti mesin pesawat masih hidup sebelum membentur air

Grafis jatuhnya pesawat Sriwijaya Air dengan nomor kode SJY 182. IDN Times/Arief Rahmat

Soerjanto menuturkan, berdasarkan data yang diperoleh KNKT dan KRI Rigel, sebaran wreckage (reruntuhan) memiliki besaran dengan lebar 100 meter dan panjang 300-400 meter.

''Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," tutur Soerjanto.

Berdasarkan temuan Basarnas, lanjut dia, bagian mesin yakni turbine disc dan fan blade pesawat juga mengalami kerusakan.

“Kerusakan pada fan blade menunjukkan bahwa kondisi mesin masih bekerja saat mengalami benturan. Hal ini sejalan dengan dugaan sistem pesawat masih berfungsi sampai dengan pesawat pada ketinggian 250 kaki” jelas Soerjanto.

2. Black box belum juga ditemukan

Penemuan bagian bodi Pesawat Sriwijaya Air SJY182 pada Selasa (12/1/2021) (IDN Times/Aldila Muharma)

Lebih lanjut, sejumlah pihak terkait hingga saat ini masih mencari black box atau kotak hitam yang berupa Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR).

“Dari sinyal yang diperoleh sudah dilakukan pengukuran dengan triangulasi dan telah ditentukan perkiraan lokasi seluas 90 meter persegi. Sejak pagi hari tanggal 11 Januari 2021, tim penyelam sudah mencari di lokasi yang sudah diperkirakan. Sampai dengan sore hari, black box belum ditemukan dan pencarian masih dilakukan," kata Soerjanto.

Baca Juga: [BREAKING] Hari ke-4, Tim SAR Perluas Area Pencarian Udara Sriwijaya Air SJY 182

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya