Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Mabes Polri Komnes Pol Asep Adi Saputra mengungkapkan, pihaknya telah menangkap 49 orang yang juga telah ditetapkan dalam peristiwa penyerangan anggota TNI/Polri, di Jambi.
"Ada '49 tersangka yang diamankan temasuk saudara M beserta istrinya yang diduga jadi provokator dari kasus ini," jelas Asep di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (19/7).
Polisi mengatakan, kurang lebih ada 200 orang menyerang petugas TNI/Polri. "Saat ini ada tiga teman TNI jadi korban dan satu anggota Polri," ujar Asep.
1. Sebanyak 320 personel TNI/ Polri dikerahkan amankan wilayah kejadian
Meski wilayah terjadinya peristiwa telah dipastikan kondusif, 320 personel TNI/Polri tetap dikerahkan untuk berwaspada. "Tetap berjaga di sana untuk berikan keamanan," katanya.
2. Kronologi penyerangan personel TNI/Polri di Jambi
IDN Times/Axel Jo Harianja Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Asep kemudian memaparkan, lingkungan di tempat kejadian itu disebut dengan Hutan Tanaman Industri (TNI) yang dimiliki PT WKS dengan luas lahan mencapai 200 ribu hektar. Persoalan itu, kata Asep, berawal tahun lalu, di mana M menginisiasi untuk menyewakan beberapa titik di lahan tersebut, dengan memberikan sejumlah uang kepada warga.
"Klaimmya sudah hampir seribu orang yang menguasai di daerah itu," kata Asep.
Setelah didalami lebih lanjut, tindakan yang dilakukan M melawan hukum karena dianggap menguasai wilayah itu secara ilegal. "Komunikasi berjalan terus, sudah berapa kali dilakukan pertemuan tapi tidak menemukan (titik terang) berjalan buntu, diingatkan sudah dan seterusnya.
"Puncaknya kenapa ini (peristiwa penyerangan) terjadi, karena kegiatan saudara M dan pengikutnya yang menyewa itu membakar lahan di sana," sambungnya.
Penyerangan pun terjadi ketika Kementerian terkait dan TNI/Polri melakukan pemadaman di area yang terbakar. Para korban juga mengalami luka. "Ketika (TNI/Polri) mendampingi, itu masyarakat yang menguasai (lahan) itu marah tidak suka. Itulah terjadi penyerangan, terhadap petugas dan pengrusakan mess-mess di sana.," ujarnya.