TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Asep Sasar Pasar Global Lewat BRI UMKM EXPO[RT] BRILIANPRENEUR

Asep Supriyatna bertekad menangkap pasar yang lebih luas

Sejumlah pengunjung mengamati hasil-hasil kerajinan dalam pameran UMKM Export BRILIANPRENEUR 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (20/12/2019). (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc)

Jakarta, IDN Times – Terus menjaring peluang. Itulah yang selalu mendorong langkah Asep Supriyatna (55)  mengembangkan usaha furniture dan dekorasi rumah pada 1996 silam. Kini, hampir 24 tahun kemudian,  bisnis home décor and craft di bawah bendera CV Maras ini bertekad menangkap peluang yang lebih luas  di pasar internasional dan menggarap potensi lokal. 

Asep merupakan pendiri sekaligus pemilik CV Maras, eksportir furniture dan dekorasi rumah yang berbasis  di Bekasi, Jawa Barat. Usaha ini bermula ketika Asep, yang saat itu masih bekerja sebagai marketing di sebuah perusahaan trading, mendapat pesanan satu model meja kursi dari pembeli di Belanda. 

“Permintaan suplai mebel itu saya ajukan ke manajemen, karena bukan lini produk yang dipasarkan kantor jadi diarahkan untuk diserahkan ke tempat lain. Nah, peluang ini saya tangkap. Lalu saya berkenalan  dengan beberapa supplier dan produsen, membuat sampel dan setelah itu buyer dari Belanda itu menjadi  partner bisnis saya,” tutur Asep. 

Selama dua tahun, usaha mebel milik Asep berjalan secara informal, baru pada 1998 dia memberanikan diri untuk mendirikan CV. Nama Maras yang disematkan pada bendera usahanya, merupakan singkatan dari Marten dan Asep. 

“Marten itu nama buyer yang dulu memesan meja kursi di tahun 1996, dan jadi partner bisnis saya yang pertama. Saya kemudian fokus mengembangkan usaha di bidang mebel dan berorientasi ekspor,” jelas Asep.

Baca Juga: Ini Cara Keren BRI Tingkatkan Bisnis Pelaku UMKM Hingga Go Global

1. Produk buatan Asep berbahan baku lokal

Pexels.com/Maksim Goncharenok

Produk furniture yang dipasarkan Asep menggunakan bahan baku lokal, dengan sumber pasokan dari  sentra-sentra industri mebel dan kerajinan di Tanah Air seperti Cirebon, Jepara, Solo, Yogyakarta hingga  Bali. Kualitas dan keunikan desain yang sesuai pasar ekspor menjadi kunci keunggulan produk, selain  proses produksi yang dibuat dengan cara handmade.  

Dalam perjalanannya, pada 2005, bisnis ekspor furniture CV Maras terus berkembang dan mendapatkan  partner baru dari Jerman dan Prancis, selain negeri Kincir Angin. Apabila dulu hanya memiliki 5 orang  karyawan,saat ini jumlah pekerja Asep telah bertambah menjadi 80 karyawan tidak tetap dan 5 karyawan  tetap. 

Asep mengaku lebih fokus ke pasar ekspor mengingat dari sisi kuantitas lebih mass production dan aspek  pembayaran yang aman. “Kalau lokal biasanya ritel dan payment-nya kredit. Kalau ekspor volumenya juga  lebih besar dan pembayarannya lebih aman, ada LC atau transfer,” tambahnya. Hal ini sejalan dengan Visi  dan Misi CV Maras sendiri yakni mengembangkan pasar ekspor untuk produk-produk labor intensif buatan  Indonesia, 100 persen local content.

Hingga saat ini, produk furniture rotan dan kayu CV Maras telah di ekspor ke sejumlah negara mulai dari  Tunisia, Jerman, Belanda, Prancis, Australia hingga Srilanka. Secara volume, Asep mampu mencatat  penjualan sekitar 15 kontainer per bulan. Tahun ini ketika pandemi Covid-19 merebak, Asep mengakui  dampaknya tidak terlalu besar terhadap permintaan ekspor furniture. Dia masih mampu membukukan  penjualan sekitar 5-7 kontainer sebulan. Terkoreksi sekitar 30 persen-40 persen. 

“Alhamdulillah tidak terlalu besar (efek pandemi). Kami tidak ada pengurangan pekerja. Untuk produk outdoor dan dekorasi rumah malah booming, karena selama lockdown atau work from home, konsumen lebih banyak di rumah,  dan mendekorasi rumah.”  

Baca Juga: BRI Dorong UMKM untuk Berkembang dan Wujudkan SDGs di Indonesia

2. Pasar lokal juga memiliki peluang

Foto hanya ilustrasi. (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

Selain melebarkan sayap di pasar ekspor, CV Maras berencana memperkenalkan produk di pasar lokal  pada 2021, melalui strategi penjualan daring melalui marketplace. Setidaknya 10 model produk tengah dikembangkan khusus untuk pasar lokal. 

“Pasar lokal kami lihat ada peluang, termasuk produk pet furniture permintaannya mulai ada. Untuk pasar lokal konsepnya minimalis modern, packing yang ringan,  menyasar keluarga muda,” imbuh Asep. 

Di tengah situasi menantang akibat pandemi, Asep yang telah menjadi nasabah BRI sejak 3 tahun lalu,  mengaku mendapatkan fasilitas relaksasi pinjaman. Dia juga menilai BRI sangat membantu dalam perkembangan bisnis dengan support jasa keuangan dan pembiayaan. 

Topik:

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya