Suka Duka Jadi Mantri BRI di Daerah Pelosok Indonesia
Menjadi pengalaman yang tak terlupakan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Bekerja sebagai pemasar tentu tidak mudah, apalagi jika pekerjaannya harus dilakukan di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal yang juga sekaligus menjadi ujung tombak penyaluran dari beberapa program pemerintah. Hal ini pun diakui dan dirasakan oleh salah satu pemasar mikro atau biasa disebut mantri dari BRI bernama Ester Indah Putri.
Indah merupakan mantri perempuan pertama yang bertugas di Pulau Rupat, salah satu pulau terluar di Indonesia yang berada di Provinsi Riau dan terletak di Selat Malaka. Perempuan berusia 28 tahun ini sudah menjadi mantri sejak akhir 2019 lalu, setelah sebelumnya menjabat sebagai frontliner di salah satu kantor BRI.
Selama hampir 1,5 tahun menjadi mantri di Pulau Rupat, berbagai pengalaman berkesan sudah dirasakan Indah. Di segala keterbatasan yang ia mesti hadapi, Indah tetap merasa senang dan melakukan tugasnya dengan sepenuh hati.
Baca Juga: Bantu Pelaku Usaha Mikro, BRI Terjunkan Mantri ke Berbagai Daerah
1. Ikut berbahagia saat melihat dampak positif dari hasil pekerjaannya
Salah satu motivasi dan penjaga semangat Indah selama bertugas sebagai mantri di Pulau Rupat adalah kebahagiaan masyarakat dan nasabah.
Indah mengaku senang jika melihat kehadirannya dapat membantu masyarakat untuk menambah pendapatan, terlebih di tengah kondisi sulit akibat pandemik COVID-19.
“Pernah saya di masa pandemik ini, saat harga-harga sudah turun, penghasilan anjlok, dapat nasabah mengajukan pinjaman Rp40 juta. Karena saya percaya dan melihat agunan nasabah ini memadai, saya berikan pinjaman. Besoknya, saya ke rumahnya melihat nasabah tersebut langsung membuka warung dan beli perlengkapan usaha barunya. Saya langsung membatin, ternyata saya dapat membukakan rejeki untuk masyarakat dengan memberi pinjaman ke nasabah. Senang sekali,” ujarnya.
Baca Juga: Mantri BRI Ini Dampingi Pedagang Pasar Tradisional Sampai Melek Digital