TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pajak Tanah di Jakarta Tinggi, Punya Hunian di Ibu Kota Kian Sulit

Ada 280 ribu orang migrasi ke luar Jakarta pada 2018

Ilustrasi Perumahan. IDN Times/Arief Rahmat

Jakarta, IDN Times - Memiliki hunian yang layak dan nyaman di Jakarta saat ini sudah sangat sulit. Selain ketersediaan lahan yang terbatas, nilai jual objek pajak (NJOP) Ibu Kota pun sangat tinggi.

Direktur Eksekutif Jakarta Property Institute (JPI), Wendy Haryanto, mengatakan, untuk mendapatkan tempat tinggal di Jakarta saat ini sudah tidak terjangkau.

Hal ini pula yang membuat 280 ribu orang migrasi ke luar Jakarta pada tahun 2018.

"NJOP Jakarta sudah tinggi sekali, kalau NJOP sudah tinggi sekali lalu ada 280 ribu orang migrasi ke luar Jakarta pada 2018. Ini karena Jakarta udah unffordable (tidak terjangkau), jadi memiliki tempat tinggal di Jakarta sudah susah sementara NJOP sulit sekali diturunkan," kata Wendy kepada IDN Times, Selasa (27/9/2022).

Dikutip dari Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Nomor 17 Tahun 202 tentang Penetapan NJOP PBB-P2 Tahun 2021, NJOP wilayah di Jakarta Selatan saja dikenakan Rp5 juta hingga Rp29 juta per meter persegi, tergantung kawasannya.

Baca Juga: Mengenal JAKHABITAT: Lokasi, Syarat, Fasilitas, hingga Harga Sewa

Baca Juga: Pemprov DKI Sebut Animo Masyarakat Buru Hunian Via JAKHABITAT Besar

1. Program JAKHABITAT Pemprov DKI Jakarta sudah coba bantu warga

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam peresmian JakHabitat di Taman Martha Tiahahu, Jakarta Selatan, Selasa (16/8/2022). (IDN Times/Uji Sukma Medianti)

Menurut Wendy, dengan melihat fakta demikian, maka program JAKHABITAT yang digagas Pemprov DKI Jakarta untuk membantu warga mendapatkan hunian aman, nyaman, dan terjangkau pun sudah baik.

"Kalau kita pegang faktanya seperti itu, yang dijalankan Pemprov sekarang sudah baik. Mereka sudah mencoba segala arah, jurusan untuk mencoba memberikan kebutuhan terhadap warga supaya hunian yang ada pilihannya macam-macam," kata dia.

Baca Juga: Pengembang Swasta Ikut Sediakan Hunian Terjangkau di JAKHABITAT 

2. Warga memiliki pilihan tempat tinggal

Ilustrasi Rusun Nangrak yang berada di Cilincing Jakarta Utara (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Wendy menilai, program JAKHABITAT baik karena sudah mencoba beberapa aspek dalam menyediakan tempat tinggal bagi warga.

Mulai dari penataan kampung, rumah susun sewa (rusunawa), hingga kepemilikan rusun melalui skema DP Rp0.

Termasuk yang ada di dala Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dengan menginsentifkan area-area Transit Oriented Development (TOD), yakni memberi intensitas yang lebih tinggi agar bisa dibangun rumah yang terjangkau bagi kelas menengah.

"Saya rasa ini baik sekali, jadi warga punya pilihan," ujar dia.

Baca Juga: Anies Luncurkan JAKHABITAT, Integrasikan Program Permukiman di Jakarta

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya