Penyumbang Terbesar Emisi Gas Rumah Kaca di DKI dari Sektor Energi
Percepatan zero emisi di Jakarta dilakukan dari semua sektor
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengatakan, salah satu kontribusi terbesar emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Jakarta berasal dari sektor energi.
Gas Rumah Kaca adalah gas-gas di atmosfer bumi yang bisa menangkap panas matahari. Di antaranya adalah gas karbon dioksida (CO2), nitrogen dioksida (N2O), metana (CH4), dan freon (SF6, HFC dan PFC).
Oleh karena itu, dalam percepatan pencapaian Net Zero Emission (NZE) di Ibu Kota, kata dia, dilakukan di seluruh sektor. Baik sektor energi, limbah, FOLU (Forestry and Other Land Use), maupun IPPU (Industrial Process And Product Uses).
"Kontribusi terbesar dari emisi GRK dari sektor energi," kata Asep kepada IDN Times, Selasa (10/1/2023).
Baca Juga: Jadi Kota Berketahanan, Ini Upaya DKI Jakarta Hadapi Perubahan Iklim
Baca Juga: Indonesia Sustainability Fest, Kampanye Mitigasi Perubahan Iklim
1. Target pengurangan GRK di Jakarta
Pemprov DKI Jakarta, kata dia, memiliki target percepatan pengurangan emisi Gas Rumah Kaca sebesar 30 persen. Namun, dalam beberapa tahun ke depan, DKI juga memiliki target mengurangi emisi GRK hingga 50 persen.
"Secara ambisius mampu mengurangi emisi GRK langsung sebesar 50 persen pada tahun 2030," kata dia.
Baca Juga: TransJakarta Kerja Sama dengan Bianglala, Hadirkan 22 Unit Bus Listrik
Baca Juga: Anies Resmikan 4 Sekolah Berkonsep Green Building, Pertama di RI
Baca Juga: Seluruh Bangunan Sekolah di DKI akan Mengarah ke Green Building