Seluruh Bangunan Sekolah di DKI akan Mengarah ke Green Building
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, meresmikan gedung sekolah berkonsep green building. Nantinya, Pemprov DKI Jakarta akan merehabilitasi seluruh bangunan sekolah ke konsep green building.
“Bila kita tidak mengoreksi bangunan-bangunan, terutama di perkotaan, maka kualitas udara di tempat ini akan selalu menghadapi masalah. Karena itu, mengapa kita harus menuju pada green building dan kita mulai dari sekolah-sekolah kita,” kata Anies, di SDN Ragunan 08, Jakarta Selatan, pada Rabu (28/9/2022).
Dia mengatakan, pembangunan sekolah net zero carbon ini diharapkan bisa mendorong Jakarta mencapai target net zero emission atau nol emisi karbon pada tahun 2050.
"Kita berharap, pembangunan sekolah net zero carbon ini juga dapat mendorong Jakarta mencapai target net zero emission atau nol emisi karbon pada tahun 2050. Kita sedang berupaya menjadikan kota ini sebagai kota yang berkelanjutan di masa depan,” ujar dia.
Baca Juga: Anies Resmikan 4 Sekolah Berkonsep Green Building, Pertama di RI
1. Pemprov DKI kerja sama dengan GBC Indonesia
Dalam penerapan sekolah net zero carbon, Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan GBC Indonesia. GBC Indonesia membantu melakukan simulasi dan analisis terkait desain pasif.
Terutama simulasi untuk pola aliran udara pada tapak, radiasi matahari pada selubung bangunan, serta simulasi pencahayaan. Hal itu untuk mengetahui apakah performa bangunan sudah baik dan dapat mengurangi penggunaan energi.
Dalam sekolah tersebut, simulasi aliran udara dapat membantu memprediksi arah dan kecepatan datangnya angin secara umum sehingga para perancang dapat menentukan posisi bukaan untuk memaksimalkan ventilasi alami.
Baca Juga: Sekolah Metaverse Batal, Pemprov Banten Ubah Jadi Sekolah Daring
2. Memanfaatkan pencahayaan alami
Adapun simulasi radiasi matahari pada selubung bangunan membantu mengidentifikasi selubung bangunan yang terkena paparan panas matahari yang dapat mempengaruhi suhu dalam ruangan. Dengan demikian, penggunaan AC pun dapat diminimalisir.
Selain itu, pencahayaan alami merupakan hal yang sangat penting di sekolah karena mempengaruhi performa belajar anak.
"Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi dalam penerangan atau lampu, cahaya matahari alami harus dimanfaatkan dengan tetap memperhatikan kenyamanan termal dalam ruang," katanya.
Baca Juga: Ini Detail Teater Halaman di TIM yang Baru Dibuka Anies Baswedan
Editor’s picks
3. Mengoptimalkan desain bangunan
Pada prinsipnya, kata dia, persyaratan dan ketentuan bangunan dengan kriteria net zero carbon adalah dengan mengoptimalkan desain bangunan agar dapat menurunkan kebutuhan konsumsi energi per tahun (IKE=Indeks Konsumsi Energi) serendah mungkin.
Dengan demikian, hal itu akan memungkinkan pasokan energinya dapat bertumpu sepenuhnya pada sistem energi terbarukan (renewable energy).
Sistem energi terbarukan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumsi energi bangunan (IKE) yang sudah sangat diminimalkan dibandingkan dengan IKE yang diperlukan oleh praktik bangunan konvensional.
Baca Juga: Anies Baswedan Tinggalkan Legacy Normalisasi Kali ke Gubernur Baru
4. Sebagai upaya preventif cegah COVID-19
Selain urgensi menuju bangunan rendah emisi, kebutuhan untuk menuju bangunan sehat di tengah kondisi pandemik COVID-19 juga menjadi alasannya.
Pasalnya, berdasarkan hasil survei, manusia cenderung menghabiskan lebih dari 90 persen waktunya di dalam ruangan. Dengan demikian, perlu menjadi perhatian bagaimana kualitas udara di dalam ruangan, di mana penghuni melakukan aktivitas.
"Upaya preventif dan mitigasi perlu dioptimalkan dan dapat dicermati dari kilas balik proses penyebaran COVID-19 selama ini," kata dia.
5. Ada 4 sekolah jadi pilot project
Berdasarkan kasus-kasus yang telah terjadi, protokol kesehatan sangat penting sebagai bentuk kontrol terhadap sumber penyebaran virus (source control). Namun selama ini hanya mengatur aktivitas manusia dan meminimalisir interaksi antarmanusia.
"Munculnya kluster-kluster pandemik di indoor mengkonfirmasi perlunya upaya pencegahan selain pada protokol kesehatan, yaitu perubahan dari bangunan dan lingkungan, di mana manusia beraktivitas agar menjadi tempat yang aman dan sehat," katanya.
Adapun, empat sekolah net zero carbon dan green building sebagai pilot project, yakni SDN Duren Sawit 14, Jakarta Timur, SDN Grogol Selatan 09 Jakarta Selatan, SDN Ragunan 08 Pagi, 09 Pagi, 11 Petang, Jakarta Selatan, dan SMAN 96 Jakarta, Jakarta Barat.
Baca Juga: Nyapres, Anies Baswedan Disebut Tokoh Hasil Politik Identitas