TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Duh, Keterisian Rumah Sakit di Aceh dan Sulbar Lampaui 50 Persen

RS bisa kewalahan banyak pasien COVID-19 dirawat bersamaan

Ilustrasi Tenaga Kesehatan di RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat. (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), Lia G Partakusuma, mengatakan tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) pasien COVID-19 secara nasional kurang dari 30 persen. Akan tetapi, terdapat beberapa provinsi yang memiliki BOR lebih dari 50 persen.

“Aceh dan Sulawesi Barat BOR-nya kini sudah di atas 50 persen. Ada juga beberapa provinsi yang BOR-nya mencapai 25 sampai 50 persen seperti Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Riau," kata Lia dikutip kanal YouTube FMB9ID_IKP, Rabu (26/5/2021).

Selain itu, ia mengungkapkan, BOR pasien COVID-19 di beberapa provinsi menunjukkan peningkatan cukup signifikan.

"Lalu yang peningkatannya 10 sampai 24 persen ada di Sumatera Barat, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Jawa Tengah, dan Jambi,” jelasnya.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Melonjak di 9 Provinsi, Maluku Utara Mencapai 40 Persen

Lia khawatir, jika kasus terus meningkat dan pasien COVID-19 yang dirawat di RS datang secara bersamaan dengan jumlah yang besar, maka rumah sakit akan kewalahan.

“Kalau sampai tujuh sampai delapan ribu pasien dirawat bersamaan, maka RS akan sangat kewalahan, sehingga tidak bisa membantu dengan maksimal,” ungkap Lia.

1. Rumah sakit akan kewalahan dan tidak maksimal

Ilustrasi Ruang Isolasi Mandiri COVID-19, ANTARA FOTO/Zabur Karuru

2. Jumlah tenaga kesehatan tak mencukupi

Ilustrasi Tenaga Kesehatan di Wisma Atlet (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Tidak hanya itu saja, jumlah tenaga kesehatan juga dikhawatirkan tidak mencukupi apabila jumlah kasus COVID-19 yang dirawat di rumah sakit meningkat secara bersamaan.

“SDM di ICU harus khusus, belum lagi apabila jumlah penularan tinggi, maka SDM kita akan mudah tertular seperti awal tahun yang lalu, banyak tenaga kesehatan kita tertular COVID-19,” terang Lia.

Baca Juga: Epidemiolog: Lonjakan Kasus COVID-19 Usai Lebaran Puncaknya Awal Juli

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya