TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Epidemiolog: Penyebaran Omicron di Indonesia Hanya Masalah Waktu

Omicron sudah menyebar ke sejumlah negara

ilustrasi spora antraks (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Virus COVID-19 varian Omicron sudah menyebar ke sejumlah negara, namun sampai saat ini Pemerintah Indonesia menyatakan Omicron belum masuk Indonesia.

Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan Indonesia hanya tinggal menunggu waktu saja untuk menemukan varian baru tersebut.

Bila dilihat dari kemampuan upaya pelacakan dan pemantauan genom virus SARS-CoV-l9 Indonesia masih rendah dibanding negara lain sehingga jika ditemukan kemungkinan juga sudah menyebar.

"Ini hanya masalah waktu saja penemuan kasus Omicron ini. Ditambah surveilans genom di Indonesia masih terbatas, bandingkan dengan Denmark yang capai 50 persen surveilans genom itu saja butuh waktu satu minggu menemukam Omicron, sedangkan Indonesia ini masih di bawah 1 persen surveilans genomnya jadi butuh waktu 2 sampai 3 minggu, setelah ditemukan potensinya sudah di mana-mana," kata Dicky saat dihubungi IDN Times, Kamis (9/12/2021).

Baca Juga: [UPDATE] Kasus Sembuh COVID-19 di Seluruh Dunia Tembus 241 Juta

1. Indonesia jadi negara rawan

Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman. (dok. Pribad/Dicky Budiman)

Sisi lain, lanjut Dicky, Indonesia tidak menerapkan isolasi proteksi dari awal, bahkan sebelum varian Imicron muncul masa karantina hanya 7 hari bahkan cuma 2 hari ini menyebabkan Indonesia juga rawan.

"Sekali lagi ini masalah perkara waktu saja di temukan di Indonesia, karena kalau melihat negara tetangga yang sudah terdeteksi Omicron seperti Thailand, Malaysia, Singapura, Australia, sedangkan Indonesia bukanlah negara yang menerapkan isolasi proteksi sepenuhnya," katanya.

2. Varian Omicron sangat menular

ilustrasi virus corona (IDN Times/Aditya Pratama)

Dicky menambahkan varian Omicron sangat menular, secara data sama seperti delta yang menyebabkan peningkatan kasus yang ekstrem dan cepat sebab bisa meningkatkan kasus 3 sampai 4 kali dari varian Delta.

"Jadi secara data menunjukkan jelas setidaknya 4 kali cepat menular dari Delta," ujarnya.

Baca Juga: Firli Bahuri: Berkat Kepemimpinan Jokowi Kita Mampu Lawan COVID-19

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya