Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo telah mengumumkan susunan menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (23/10).
Nama yang cukup menyorot perhatian publik adalah Arifin Tasrif, yang terpilih menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menggantikan Ingnasius Jonan di periode sebelumnya.
1. Sejak kecil bercita-cita jadi pilot
IDN Times/Teatrika Handiko Putri Ternyata sejak kecil, Arifin tidak bercita-cita menjadi menteri, namun laki-laki kelahiran 19 Juni 1953 itu memiliki keinginan menjadi pilot, karena sering diajak naik pesawat oleh orangtuanya saat kecil.
Namun, seiring berjalannya waktu, Arifin yang saat ini dipercaya oleh pemerintah Jokowi menjadi Menteri ESDM, justru menyukai dunia pertanian, hingga ia akhirnya menjadi pekerja profesional di bidang tersebut.
2. Raih berbagai macam penghargaan
Lahir pada 66 tahun silam, tepatnya 19 Juni 1953, Tasrif menyelesaikan pendidikan sarjananya di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Kimia pada 1972.
Berbagai macam penghargaan nasional dan internasional pada 2011. Putra asli Minangkabau tersebut, meraih Honorary Fellowship Award dari ASEAN Federation of Engineering Organization (AFEO), atas kontribusinya sebagai insinyur di Indonesia dan regional ASEAN.
3. Menjabat berbagai direktur di berbagai perusahaan
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Istana Merdeka jelang pelantikan menteri Jokowi-Ma'ruf (IDN Times) Nama Arifin Tasrif semakin meroket ketika ia menjadi direktur utama di Pupuk Indonesia. Sebelum duduk di jabatan tersebut, ia lebih dulu menjabat sebagai direktur utama PT Pupuk Sriwijaya dan Petrokimia Gresik.
Oleh Kementerian BUMN, Arifin dipercayakan mengoordinasikan produksi dan distribusi lima perusahaan untuk menjadi holding company BUMN yang tujuan akhirnya adalah menjadi holding BUMN Pupuk Indonesia.
Kemudian, dia menjadi dirut pertama dari perusahaan holding pupuk BUMN, setelah berhasil menyatukan lima perusahaan yang telah didorong pemerintah untuk disatukan.
Baca Juga: 2 Kementerian Ini Diubah Namanya oleh Jokowi