TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hashim Djojohadikusumo: COVID-19 Akibat Ulah Tangan Manusia pada Alam

#NormalBaru #HidupBersamaCorona

Hashim Djojohadikusumo (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Jakarta, IDN Times - Pengusaha ternama Hashim Djojohadikusumo menilai virus corona atau COVID-19 yang menyerang dunia, termasuk Indonesia, merupakan balasan dari alam. Akibat ulah tangan manusia yang merusak alam semesta.

"Paus Fransiskus pernah mengatakan, saat ini (pandemik) alam menjawab serangan manusia terhadap alam," ujar Hashim dalam acara Let's Talk With Sara di saluran YouTube, Minggu (7/6) malam.

Baca Juga: [LINIMASA-3] Perkembangan Terkini Pandemik COVID-19 di Indonesia

1. Bangsa Indonesia harus semakin sadar dan sayang lingkungan

Ilustrasi bekas tambang (Dok.IDN Times/Istimewa)

Adik kandung Menteri Pertahanan Prabowo Subianto itu menyebutkan, masih banyak orang Indonesia yang tidak peduli terhadap kebersihan dan satwa liar.

Hashim mengatakan, COVID-19 awalnya muncul dari peralihan kalelawar yang merupakan satwa liar ke Indonesia. Saat ini, habitat satwa liar terus dihancurkan, akibatnya interaksi manusia dengan mereka semakin dekat, sehingga virus di hewan liar mudah berpindah ke manusia.

"Bangsa Indonesia harus semakin sadar, agar semakin sayang kepada lingkungan, sadar. Memang tidak semua, tapi masih ada manusia yang suka berburu karena kepuasan, atau buang plastik di laut," kata dia.

2. Wabah ubur-ubur pun menyerang manusia

Dok. Pribadi/Intan Deviana

Hashim percaya bahwa semua satwa adalah ciptaan Tuhan, bukan manusia, termasuk mahluk yang mereka benci seperti buaya dan hiu. Jika keduanya terus diburu maka mereka akan mengancam ekosistem.

"Banyak ikan hiu diburu sehingga timbul wabah ubur-ubur, wabah ini muncul karena ubur-ubur makanannya hiu. Tapi hiu langka saat ini, maka ubur-ubur banyak yang menyerang manusia," kata dia, mencontohkan.

3. Indonesia negara dengan pencemaran laut nomor dua dunia

Ilustrasi (IDN Times/Ayu Afria Ulita)

Hashim juga menyoroti pencemaran laut di Indonesia. Dia tidak menyangka saat mengetahui studi yang mencatat Indonesia merupakan negara kedua di dunia, dengan tingkat pencemaran laut tertinggi setelah Tiongkok.

"Masalahnya banyak yang tidak sadar laut bisa rusak dengan pencemaran polusi," ujar dia.

Padahal, kata Hashim, bahan plastik yang dibuang ke laut seharusnya bisa didaur ulang, sebab jika di laut maka akan mencemari semua makhluk di laut.

Baca Juga: [INFOGRAFIS] Penting! 25 Hal tentang Virus Corona di Indonesia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya