TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jakarta Masih 3 Besar Polusi Udara Terburuk di Dunia

Duh, kualitas udara Jakarta belum membaik

Suasana tugu Monas yang tertutup oleh kabut polusi di Jakarta, Selasa (25/7/2023). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sudah menerapkan kebijakan Work From Home (WFH) bagi sebagian Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mengurangi polusi udara mulai Senin (21/8/2023). Namun, kebijakan tersebut ternyata belum memengaruhi kualitas udara di Jakarta sampai Jumat (25/8/2023).

Berdasarkan laman IQ Air, polusi udara di Ibu Kota masih berada di tiga besar dunia sampai pukul 08.21 WIB. Indeks kualitas udara di Jakarta berada di angka 167 dengan polutan utamanya PM2.5 dan nilai konsentrasi 90 µg/m³ (mikrogram per meter kubik). Padahal, standar kualitas udara ideal dari WHO memiliki bobot konsentrasi PM2.5 antara nol sampai lima mikrogram per meter kubik.

"Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 18 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO," demikian dikutip IQ Air.

IQ Air menyarankan agar warga memakai masker jika beraktivitas di luar ruangan. Namun jika dalam ruangan, sebaiknya menyalakan penyaring udara (air purifier) dan menutup jendela.

Baca Juga: Catat, Ini 5 Ruas Jalan Jadi Titik Razia Uji Emisi di Jakarta Hari Ini

1. Polusi udara bukan di Jakarta saja

Penjabat (PJ) Heru Budi Hartono di ruang Pola Balai Kota, Kamis (24/8/2023). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengatakan permasalahan polusi udara tidak hanya terjadi di Jakarta, namun juga wilayah penyangga.

"Pertama polusi itu tidak hanya di Jakarta ya, mungkin dari Jabodetabek," ujar Heru di Balai Kota, Rabu (23/8/2023).

Heru menerangkan ada sejumlah faktor yang memengaruhi kualitas udara di Jakarta mulai kendaraan sampai industri. Untuk itu, Pemprov DKI menerapkan Work From Home agar langit di Jakarta bisa biru saat KTT ASEAN berlangsung pada 4 sampai 7 September 2023.

Namun, kebijakan WFH untuk ASN DKI, tak berlaku pada lingkup pelayanan umum dan berimbas langsung ke masyarakat seperti sekolah, rumah sakit, dan lainnya, tetap beraktivitas seperti biasa.

2. Kualitas udara Jakarta sedang tidak baik

Ilustrasi Polusi Udara. (IDN Times/Anata)

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengakui kualitas udara di Jakarta buruk. Kondisi ini terlihat dari aplikasi atau alat pemantau kondisi udara yang melaporkan polusi di Ibu Kota dengan konsentrat polutan yang tinggi.

"Memang, kami akui kondisi udara Jakarta memang sedang tidak baik-baik saja. Bisa dilihat dari IQ Air dan beberapa aplikasi lain seperti JAKI, KLHK dan BMKG," ujar Asep dalam YouTube FMB91_IKP, Kamis (24/8/2023).

Baca Juga: Gawat! Pasien ISPA di Jakarta Tembus 200 Ribu akibat Polusi Udara

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya