TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Masyarakat Boleh Tak Pakai Masker, Menkes: RI Sudah Super Immunity

Hasil survei serologi masyarakat Indonesia capai 99,3 persen

Ilustrasi mobilitas masyarakat selama PPKM (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah akhirnya mencabut aturan kewajiban pemakaian masker di ruang terbuka. Penggunaan masker dilakukan hanya di ruangan tertutup.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membeberkan alasan pencabutan aturan masker di ruangan terbuka, salah satunya adalah tingkat antibodi atau kekebalan masyarakat Indonesia terhadap COVID-19, termasuk varian baru, sudah tinggi.

"Hal ini dibuktikan dengan survei serologi COVID-19 dan kasus menurun untuk varian sama (Omicron BA.2.) dibandingkan negara besar lain China, Taiwan, Amerika yang kasusnya lebih tinggi dengan varian sama. Dengan demikian, kita bisa mulai melakukan langkah-langkah transmisi awal pandemik ke endemik," jelas Menkes dalam konferensi pers virtual, Selasa (17/5/2022).

1. Kenaikan kasus sejumlah negara disebabkan varian baru

ilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Budi menerangkan, kenaikan kasus COVID-19 di sejumlah negara yakni China, Jepang, Taiwan dan Amerika disebabkan Omicron BA.2.

"Yang menarik di India dan Indonesia, varian BA.2. ini sudah dominan, tetapi berbeda dengan negara lain yang kenaikan kasus tinggi, di India dan Indonesia (kasus) relatif, ini karena imunitas masyarakat terhadap varian baru sudah cukup baik," terangnya.

Baca Juga: [BREAKING] Jokowi Cabut Aturan Penggunaan Masker di Ruang Terbuka

2. Hasil survei serologi masyarakat Indonesia capai 99,3 persen

ilustrasi tes antibodi COVID-19 (biopharma-reporter.com)

Lebih lanjut Budi mengungkapkan, berdasarkan hasil survei serologi COVID-19 yang dilakukan pada Desember 2021, masyarakat khususnya di Jawa dan Bali sudah miliki antibodi sebesar 93 persen yang berasal dari vaksinasi atau infeksi.

"Sebelum mudik, kita lakukan kembali survei serologi pada orang yang sama, ternyata naik dari 93 persen menjadi 99,2 persen, ini disebabkan kombinasi percepatan vaksinasi dan juga penularan omicron yang lebih tinggi dari delta, sehingga banyak masyarakat yang tertular, sehingga memiliki antibodi yang berasal dari infeksi," papar Budi.

Baca Juga: Cabut Aturan Masker, Menkes: Ini Langkah Transisi Pandemik ke Endemik

3. Kadar antibodi terhadap COVID-19 juga tinggi

Kementerian BUMN memberangkatkan mudik gratis Lebaran 2022 dengan tema “Mudik Aman Mudik Sehat Bersama BUMN 2022” dari Jakarta menuju berbagai kota di wilayah Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pelepasan pemudik dilakukan di Parkir Timur Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Rabu (27/04) pagi. (Dok. Jasa Raharja)

Selain jumlah masyarakat yang mempunyai antibodi lebih banyak, Budi mengatakan jumlah titer atau kadar antibodi terhadap COVID-19 juga tinggi.

"Kalau Desember kadar rata-rata antibodi sekitar 500 sampai 600, begitu bulan Maret kadar antibodinya 7 ribu sampai 8 ribu," katanya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya