TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menkes Akui Sistem Testing COVID-19 Indonesia Salah secara Epidemologi

Menkes BGS akan perbaiki testing, tracing, dan isolasi

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (Dok. Humas KPK)

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui, sistem testing virus COVID-19 di Indonesia salah secara epidemologi. Untuk itu, Budi akan segera memperbaiki strategi testing COVID-19.

Budi memaparkan testing bertujuan mengidentifikasi orang yang berpotensi yang terkena COVID-19, agar kemudian bisa menentukan tindakan isolasi dalam rangka mengurangi laju penularan virus corona. 

"Jadi testing buka karena mau ketemu teman, meeting. Nah kalau saya ke MPR lima kali, meski tes lima kali, ini tidak bisa dihitung karena bukan tes untuk tujuan mengurangi laju penularan. Ini yang harus diperbaiki," terangnya dalam acara Media Group News Summit 2021 dipantau daring, Rabu (27/1/2021).

Baca Juga: Epidemiolog UGM: Pengetatan Harus Diiringi dengan Perbanyak Tracing

1. Testing dan tracing tidak merata di daerah

Ilustrasi petugas uji swab. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Budi juga berjanji akan memperbaiki testing yang tidak merata. Berdasarkan data, tingkat testing yang tinggi hanya berada di daerah tertentu. Begitu pula dengan sistem tracing

"Beberapa daerah saya lihat testing-nya bagus namun tracing-nya belum. Padahal ini penting untuk cepat mengidentifikasi siapa yang terkena, sehingga bisa langsung isolasi," ucapnya.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Terus Naik, Mendagri: Perlu Agresif Testing 

2. Jangan sibuk mengepel lantai yang basah, tapi lupa memperbaiki atap yang bocor

Ilustrasi swab test (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Budi membeberkan selama ini, pemerintah telah menerima banyak saran dari epidemiolog untuk menggalakkan testing dan tracing agar dapat menekan laju penularan COVID-19. Dia pun menyebutkan sejumlah unsur penting dalam penanganan COVID-19 itulah yang selama ini belum maksimal. 

"Kadang-kadang kita lupa karena terlalu kompleks. Itu sebabnya jangan sampai kita sibuk ngepel tetapi tidak perbaiki atap yang bocor. Kita perbaiki atapnya dulu. Testing, tracing, dan ubah perilaku. Itu hal yang penting," tuturnya.

Baca Juga: Satgas COVID-19: Testing COVID-19 di Indonesia Belum Merata

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya