TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menkes: Kapasitas RS DKI Jakarta 3.900 Bed, Baru Terpakai 1.700 

Jika dimaksimalkan, kapasitas RS DKI bisa capai 11 ribu bed

Direktur Perencanaan Organisasi dan Umum RSUP Persahabatan Yudhaputra Tristanto menunjukan ruangan isolasi pasien COVID-19 di RSUP Persahabatan. (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin membenarkan saat ini, tingkat keterisian atau bed occupancy ratio (BOR) rumah sakit (RS) di DKI Jakarta mencapai 45 persen. Meski demikian, Budi memastikan tempat tidur bagi pasien COVID-19 akan tersedia.

Budi memaparkan dari 3.900 bed yang disediakan DKI Jakarta, saat yang terpakai masih 1.700-1.800 tempat tidur.

"Khusus DKI Jakarta yang hari ini sempat ramai dibicarakan yang sudah ada masuk isolasi 1.700-1800-an dari kapasitas RS yang terpasang sebanyak 3.900 tempat tidur. Kemudian kapasitas (tempat tidur di RS rujukan) di DKI Jakarta maksimal 11.000 jadi masih ada room," paparnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (27/1/2022).

Baca Juga: BOR RS Jakarta 45 Persen, Pemprov DKI Mulai Sortir Pasien COVID-19 

Baca Juga: BOR Rumah Sakit di Jakarta Sudah 45 Persen, Warga Mulai Sulit Cari RS 

1. BOR di DKI Jakarta capai 45 persen

Petugas mengendarai mobil layanan Ambulans Gawat Darurat (AGD) di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Jakarta, Jumat (25/6/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra.

Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Abraham mengungkapkan angka keterisian tempat tidur atau BOR di Rumah Sakit di Jakarta meningkat, bahkan warga mulai kesulitan mendapatkan rumah sakit. Berdasarkan data per Rabu (26/1/2022), BOR RS di Jakarta mencapai 45 persen.

"Dan KSP sudah mulai menerima laporan warga yang kesulitan mencari rumah sakit," kata Abraham dalam siaran tertulis, Kamis (27/1/2022).

Baca Juga: Kasus Omicron di DKI Jakarta Tembus 414, BOR Naik Jadi 9 Persen

2. Tempat tidur di RS didominasi pasien tanpa gejala

Suasana RS Darurat COVID-19, Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat. (IDN Times/Arief Rahmat)

Abraham mengungkapkan, keterisian tempat tidur rumah sakit di Jakarta saat ini justru didominasi oleh pasien yang sifatnya bukan mendesak, atau tanpa gejala dan ringan. Seharusnya, masyarakat dan rumah sakit lebih mengutamakan pasien yang sakit berat, lansia, dan komorbid.

"Masyarakat tidak perlu panik. Apalagi WHO menyebut varian Omicron lebih ringan ketimbang delta. Yang penting waspada proposional," ujar Abraham.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya