TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Nasib 80 Anak-anak Eks ISIS, Terlunta-lunta hingga Meninggal Dunia 

Mayoritas anak-anak ini diboyong orangtua-nya yang ikut ISIS

Ilustrasi (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Jakarta, IDN Times - Nasib miris dialami 80 anak Indonesia eks ISIS yang kini berada di sejumlah negara. Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, anak-anak tersebut dibawa oleh orangtua mereka yang terpengaruh paham dan gerakan ISIS.

"Mereka ini sangat menderita. Ada yang di kamp penawanan, ada yang meninggal dunia. Bahkan, ada anak-anak Indonesia berusia di bawah 10 tahun juga harus mengalami nasib terlunta-lunta," kata Boy dilansir dari Antara, Selasa (23/6).

Baca Juga: Mantan Kepala BNPT: Virus ISIS Lebih Bahaya Ketimbang Virus Corona

1. 80 anak Indonesia telah teridentifikasi

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen Pol Boy Rafli Amar berjalan meninggalkan ruangan usai mengikuti upacara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (6/5/2020). Presiden secara resmi melantik Irjen Pol Boy Rafli Amar sebagai Kepala BNPT menggantikan Komjen Pol Suhardi Alius (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mencatat, ada sekitar 80 anak Indonesia eks ISIS yang kini berada di sejumlah negara tersebut telah teridentifikasi identitasnya.

"Mereka ada di wilayah berbagai negara, seperti Turki, Irak, Suriah, dan beberapa tempat lainnya. Ada 3-4 negara," ujarnya.

2. 80 anak berusia di bawah 10 tahun

Mantan simpatisan ISIS, Febri (kanan). (IDN Times/Aldzah Aditya)

Menurut dia, BNPT sangat terbantu dengan sistem data kependudukan dan catatan sipil (Dikdukcapil) dalam mengidentifikasi data melalui foto warga yang sempat bergabung dengan ISIS.

"Makanya, sudah sekitar 80 (orang) yang kategorinya anak sudah kita pegang datanya. Mereka di bawah 10 tahun. Anak-anak ini dibawa bapak ibunya berangkat ke sana," katanya.

3. Nasib anak-anak eks ISIS masih dibicarakan di forum internasional

kemlu.go.id

Mengenai nasib anak-anak di bawah 10 tahun, ia mengaku masih terus dibicarakan penyelesaiannya dalam forum internasional, baik dengan negara pemegang otoritas hingga lembaga di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Tentunya nanti harus dibicarakan di forum internasional, bagaimana kelanjutan anak-anak ini yang dibawa bapak ibunya berangkat ke sana," katanya.

Baca Juga: Pemerintah Kaji Pemulangan Anak Yatim Piatu dari ISIS

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya