TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pasar Tanah Abang Sepi Gegara TikTok Shop, Heru Panggil PD Pasar Jaya

Pemprov DKI akan lakukan upaya digitalisasi para pedagang

Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dalam acara Jakarta Inovation Days di Balai Kota, Senin (25/9/2023). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Jakarta, IDN Times - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono akan melakukan pertemuan dengan PD Pasar Jaya dan UMKM terkait kondisi Pasar Tanah Abang yang sepi gegara TikTok shop.

Heru mengatakan pihaknya sudah memanggil PD Pasar Jaya dan membahas kondisi tersebut, nantinya juga akan bertemu dengan pelaku UMKM terkait upaya digitalisasi Pemprov DKI Jakarta untuk pelaku UMKM termasuk pedagang Pasar Tanah Abang.

"Iya iya betul (upaya digitalisasi) nanti dibahas nanti dengan pasar (pedagang Tanah Abang), UMKM, teman-teman e-commerce besok salah satunya," ujar Heru di Balai Kota DKI, Senin (25/9/2023).

Baca Juga: Jerit Pedagang Tanah Abang Gegara TikTok Shop, Live Juga Sepi

1. Pedagang Pasar Tanah Abang mengeluh sepi gegara TikTok shop

ilustrasi Pedagang Tanah Abang live di lapak Blok A Pasar Tanah Abang, Jumat (22/9/2023). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Pedagang gamis di Blok A Pasar Tanah Abang, Diah, mengatakan sejak marak e-commerce ditambah adanya TikTok shop, penjualannya turun drastis sampai 60 persen. Diah sempat berinovasi, dengan merambah e-commerce dan social commerce. Namun, berdasarkan pengalamannya, tidak mudah meraih pelanggan di sana.

"Sebenarnya kami live juga, namun tidak terlalu sering karena persaingan juga lumayan dan sepi. Karena harga yang kami tawarkan juga stabil. Nah, jeleknya TikTok itu, harganya doang (lebih murah)," ungkap Diah, Jumat (22/9/2023).

2. Kalah saing dengan barang impor

Ilustrasi media sosial. IDN Times/Paulus Risang

Sementara itu Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta, Wa Ode Herlina, mengakui pedagang Pasar Tanah Abang tidak bisa bersaing dengan TikTok shop sebab barang-barang yang diimpor berasal dari China, Malaysia, dan Vietnam.

"Mereka gak bisa bersaing, kalau bicara konveksi sini, lebih mahal dibandingkan China. Makanya, orang lebih milih ke konveksi ke China, daripada Jakarta," katanya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya