TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Situasi Serius! IDI Sarankan Indonesia Lockdown 2 Minggu  

Pemerintah pilih penebalan PPKM Mikro

ilustrasi lockdown (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban, menyarankan pemerintah berani menerapkan lockdown selama dua minggu di tengah meroketnya penularan kasus COVID-19 saat ini.

"Saran saya. Lebih bijaksana bagi Indonesia untuk terapkan lockdown selama dua minggu. Untuk apa? Memperlambat penyebaran, meratakan kurva, menyelamatkan fasilitas kesehatan, dan yang pamungka: menahan situasi pandemi jadi ekstrem yang akan membahayakan lebih banyak nyawa," cuitnya di akun Twitter@profesorzubairi yang sudah konfirmasi IDN Times, Senin (21/6/2021).

Baca Juga: Lockdown Pilihan Akhir, Sri Sultan Ngaku Tak Kuat Biayai Rakyat Jogja 

1. Situasi pandemik COVID-19 sedang serius

Suasana di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat pada Senin (14/6/2021) sekitar pukul 21.40 WIB. (instagram.com/kabarjakarta1)

Menurut Zubairi, kebijakan lockdown dilakukan karena situasi pandemik COVID-19 sedang serius. Saat ini, keterisian rumah sakit terus meningkat seiring melonjaknya kasus. Di beberapa daerah, rumah sakit tak lagi mampu menampung pasien COVID-19.

"Kita butuh banget pembatasan pergerakan masyarakat. Saat ini kan rumah sakit penuh, kasus melonjak, beberapa tenaga kesehatan dan medis telah terinfeksi yang bisa menyebabkan kualitas layanan menurun," imbuhnya.

Baca Juga: Ditanya soal Lockdown, Airlangga Sebut Penguatan PPKM Mikro

2. Kebijakan lockdown terbukti efektif

Pekerja migran menunggu uji rapid antigen di lokasi pembangunan komplek gedung tempat tinggal ditengah wabah penyakit virus corona (COVID-19) di New Delhi, India, Sabtu (19/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi)

Zubairi menilai kebijakan lockdown memang tidak populer di Indonesia, namun kebijakan tersebut terbukti efektif di beberapa negara. Contohnya, India yang kasus turun dari 400 ribu kasus per hari menjadi menjadi 70 ribu.

"Saya rasa, pandemi akan sulit terkendali jika jarak sosial ekstrem tidak diperaktikkan," katanya.

Dia menilai PPKM Mikro belum cukup. Hal ini bisa dilihat dari kondisi sekarang. Menurut Zubairi, kebijakan lockdown akan mengesankan bahwa situasi saat ini benar-benar darurat sehingga masyarakat juga sadar.

"Tidak usah lama-lama dan memang butuh kesabaran serta kesadaran dari semua pihak," katanya.

Kebijakan lockdown diterapkan paling cepat dua minggu, namun, dilihat juga positivity ratenya. "Misalnya di Jakarta yang berada di angka 17 sampai 18 persen. Ya tunggu sampai 10 persen. Itu cukup. Setelah itu baru kembali lagi ke PPKM Mikro," sarannya.

3. Lockdown efektif bila dilakukan benar

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Zubairi menambahkan kebijakan lockdown bisa jadi sebuah jaminan pengendalian kasus COVID-19 asal dilakukan dengan benar dan efektif.

"Namun saya juga tidak bisa memaksakan. Itu terserah yang punya kewenangan. Sebagai dokter, tentu saja saya ingin memprioritaskan keselamatan dan kesehatan," ungkapnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya