TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sudah 107 Dokter Meninggal karena COVID-19, Ini Daftar Lengkapnya

Angka ini terus bertambah dari yang sebelumnya 100 dokter

Ilustrasi. Seorang tenaga medis memakai pita hitam sebagai bentuk duka cita atas meninggalnya perawat RSVP dr Kariadi. Dok PPNI Jateng

Jakarta, IDN Times - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat sampai saat ini sudah ada 107 dokter yang meninggal dalam keadaan positif COVID-19 dan suspek. Humas PB IDI Halik membenarkan saat ini sudah ada 107 dokter gugur.

"Benar, 8 di antaranya dokter gigi, kemudian di luar itu ada bidan 18, ahli teknologi laboratorium ada 3 orang," saat dihubungi IDN Times, Selasa (8/9/2020).

Baca Juga: Dokter-dokter Residen di Makassar Mulai Tumbang Terpapar Corona

1. Infrastruktur kesehatan masih kurang

Ilustrasi tenaga medis mengenakan APD. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah

Sementara itu, Ketua Tim Mitigasi PB IDI, Adib Khumaidi menjelaskan, tingginya angka kematian nakes merupakan gambaran bahwa ada masalah dalam infrastruktur kesehatan yang menyebabkan faktor risiko penularan bertambah.

"Infrastruktur tersebut meliputi ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD), ketersediaan obat, dan ketersediaan sumber daya manusia di rumah sakit," ungkapnya.

2. Regulasi sistem kerja tenaga medis belum diatur dalam undang-undang

Rolasih Yufarini, Perawat di RSPP Extention Modular Simprug Rujukan COVID-19 (Dok. Humas RSPP)

Adib menegaskan, sampai saat ini belum ada regulasi sistem kerja tenaga medis yang diatur dalam Undang-undang Ketenagakerjaan

"Belum ada UU khusus ketenagakerjaan yang mengatur jam kerja, apalagi saat ini jam kerja tinggi menyebabkan jam tidur dan makan berkurang sehingga memengaruhi daya tahan tubuh," ujarnya.

3. Tenaga medis merupakan garda terakhir

Ilustrasi rumah sakit. IDN Times/Dokumentasi RSUDAM

Adib berharap pemerintah bisa terus meningkatkan fasilitas kesehatan, sarana dan prasarana yang standar penanganan COVID-19. IDI akan terus mendorong zero death untuk nakes dan masyarakat.

"Tenaga medis adalah benteng terakhir sedangkan garda terdepan adalah masyarakat. Melalui ini kita harus ada komitmen bersama melindungi dan bersiap dengan kemungkinan terburuk dan peningkatan kasus," terangnya.

Baca Juga: IDI Siap Analisa Pola Penyebaran COVID-19 pada Tenaga Medis

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya