TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bayang-bayang Izzy Stradlin di Konser Reuni Guns N' Roses 

Izzy pergi ketika Guns N' Roses tengah di puncak ketenaran

Ultimateclassicrock.com

Jakarta, IDN Times - Grup rock legendaris asal Amerika Serikat, Guns N Roses (GNR) menggelar konser di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis malam (8/11).  

Banyak yang menanti konser bertajuk Not in This Lifetime ini. Sebab para dedengkot GNR tampil bareng lagi. Mereka adalah Axl Rose (vokal, piano), Slash (lead guitar), dan Duff McKagan (bass) --ketiganya adalah personel awal GNR. 

Ini pertama kalinya Saul Hudson alias Slash tampil satu panggung dengan Duff McKagan dan Axl Rose setelah 1993 atau hampir seperempat abad lalu! 

Selain mereka, ada beberapa personel lain yang juga ikut tampil, yakni Dizzy Reed (keyboard, bergabung pada 1990), Richard Fortus (rhythm guitar, bergabung pada 2002), Frank Ferrer (drums, bergabung pada 2006), dan Melissa Reese (keyboard, bergabung pada 2016). 

Bisa dibilang konser ini adalah konser reuni. Tak mengejutkan jika tiketnya laris manis. Sebab, kombinasi personel lama dan baru ini mengajak penonton bernostalgia: Melihat GNR bertransformasi dari satu formasi ke formasi lain. 

"Pasti seru," kata Muna Su'ud (35) kepada IDN Times, Kamis (8/11). Muna pun rela terbang dari Palembang ke Jakarta demi menonton Axl dan kawan-kawan. "Saya dapat tiket termurah, soalnya sudah mahal di ongkos pesawatnya."

Baca Juga: Gebrak Jakarta, Guns N' Roses Bawa 50 Kru dan Peralatan 40 Ton! 

1. Minus Steven Adler dan Izzy Stradlin

Steven Adler/Gnrcentral.com

Meski sudah ada Axl Rose dan Slash --dua personel yang selama ini jadi ikon GNR-- konser malam nanti tetap terasa kurang lengkap. Sebab dua personel awal mereka, yakni Steven Adler dan Izzy Stradlin, absen. 

Adler dan Izzy adalah formatur awal GNR. Bersama Slash, Duff, dan Axl, mereka sukses melejitkan album Appetite for Destruction pada 1987. Salah satu lagu di album ini, yakni Sweet Child O' Mine, belakangan menjadi 'lagu kebangsaan' GNR. 

Adler hengkang dari GNR pada 1990 karena kecanduan heroin. Ia juga absen di konser malam nanti karena cedera punggung yang membuatnya harus menjalani operasi. 

Sementara Izzy meninggalkan GNR pada 9 September 1991 --namun baru secara resmi diumumkan pada 7 November 1991. Izzy tak ambil bagian dalam konser Not in This Lifetime ini karena 'negosiasi yang gagal'. 

"Saya tidak berpartisipasi karena negosiasi kami tidak menemui jalan tengah," kata Izzy seperti dikutip dari The Wall Street Journal. "Terkadang sesuatu tidak berjalan dengan baik." 

2. Izzy di balik kesuksesan GNR

gnrcentral.com

Nama Izzy mungkin tak sebeken Slash atau Axl. Namun perannya di band sangat krusial. Sebab Izzy adalah pencipta lagu yang jenius. Dari tangannya lahir sederet lagu yang menjadikan GNR berkibar, seperti Sweet Child 0' Mine, Don't Cry, Patience, 14 Years, Double Talkin' Jive, Pretty Tied Up, dan Out Ta Get Me. 

"Dia menulis hampir setengah lagu GNR," kata Rick Nielsen, gitaris grup band Cheap Trick. Sementara mantan manager GNR, Alan Niven, menyebut jika GNR sejatinya adalah band-nya Izzy. 

Pengakuan terhadap Izzy juga datang dari rekan seband, Duff McKagan. Melalui buku autobiografinya yang ditulis pada 2011, Duff menulis, "Izzy adalah kekuatan yang paling dominan di band ini." 

3. GNR tak lagi sama tanpa Izzy

Geffen Records

Klaim Duff McKagan tak berlebihan. Sebab, setelah Izzy hengkang, popularitas GNR perlahan meredup. Sebaliknya, Izzy semakin bersinar. Ia membentuk band baru bernama the Ju Ju Hounds. Lagu andalan mereka saat itu, yakni Shuffle it All nangkring di peringkat 6 Billboard's rock chart tahun 1992. 

Sepanjang 1999-2010, Izzy juga menelurkan tak kurang dari sembilan album. Bandingkan dengan GNR yang hanya merilis satu album pada periode yang sama --GNR hanya meluncurkan dua album selepas ditinggal Izzy. 

Tak mengejutkan jika Slash pernah menulis dalam momoirnya: Kepergiannya (dari GNR) meninggalkan perubahan besar. 

4. Izzy lebih suka bermain di pub kecil

Ultimateclassicrock.com

Meski sudah merilis 9 album, namun ketenaran Izzy masih begitu-gitu saja. Bukan lantaran lagu-lagunya tak laku, tapi karena Izzy tak peduli lagi dengan popularitas. 
Alasan ini pula yang membuat Izzy menolak tawaran tur bareng Jon Bon Jovi.

"Dia lebih suka bermain di pub kecil," kata Alan Niven, manager Izzy ketika itu.

Keinginan Izzy untuk keluar dari hingar bingar dunia rock sejatinya sudah muncul ketika GNR sedang berada di puncak ketenaran. Saat tur album Use Your Illusion, misalnya, Izzy sudah menjaga jarak dari rekan-rekan bandnya. 

Bahkan Izzy juga tidak muncul di video klip Don't Cry'. Izzy, menurut beberapa media, sudah muak dengan tur, narkotika, dan kelakuan Axl cs yang penuh drama. 

Baca Juga: Kisah Kasih di Balik "November Rain", Lagu Epik Guns N' Roses

5. Menjauh dari bisnis musik

gnrcentral.com

Keputusan Izzy meninggalkan GNR juga lantaran idealisme yang semakin nyeleneh: Ia ingin menyingkir dari bisnis musik. Bagi Izzy, komersialisasi membuat musik jadi kering dan membosankan. 

Itu sebabnya ia memilih jalur indie ketika merilis album "117" pada 1998. Padahal saat itu perusahaan rekaman Geffen --perusahaan yang juga merekam album-album Guns N' Roses-- siap menampungnya. 

"Ada 11 lagu yang telah kami rekam namun tak banyak orang pernah mendengarnya," kata salah seorang teman Izzy bernama Taz Bentley seperti dikutip dari Wall Street Journal. 

Baca Juga: 7 Lagu Guns N' Roses Ini Paling Cocok Didengar Pecinta Musik Rock

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya