TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Anies Bakal Pertimbangkan Nama Jalan dari Tokoh Betawi

Unsur historis, kata Anies, dipertimbangkan dalam nama jalan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan teken kontrak kerja sama antara PT. MRT Jakarta dengan SMCC-HK JO yang berlangsung di Taman Fatahillah, Taman Sari, Jakarta Barat, Selasa 20/4/2021 (Dok. Humas Pemprov DKI Jakarta)

Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai usulan perubahan nama jalan dengan nama tokoh Betawi layak untuk dipertimbangkan secara serius. Sebelumnya di Pemprov DKI Jakarta sendiri tengah timbul polemik penamaan jalan menggunakan nama pemberian dari Pemerintah Turki yakni Jalan Ataturk. 

"Usulan-usulan untuk menggunakan nama jalan dengan nama tokoh Betawi layak dipertimbangkan secara serius dengan berbagai konteks yang harus jadi pertimbangan," kata Anies Baswedan pada kegiatan Webinar Perubahan Nama Jalan di Provinsi DKI Jakarta bertema "Meneguhkan Provinsi DKI Jakarta sebagai Pusat Perjuangan serta Kejayaan Bangsa dan Negara" di Jakarta, dikutip dari ANTARA, Kamis (28/10/2021).

Baca Juga: Wacana Nama Ataturk, DPRD DKI Tagih Anies Penamaan Jalan Ali Sadikin 

1. Unsur historis juga perlu dipertimbangkan dalam penamaan jalan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mencanangkan pembangunan Kampung Susun Produktif Tumbuh Cakung di Lahan HPL 04 Jatinegara pada 7 Oktober 2021 (Dok. Pemprov DKI Jakarta)

Penamaan jalan menggunakan nama tokoh Betawi, lanjut Anies, mengingat budaya Betawi merupakan salah satu unsur masyarakat yang memfasilitasi peristiwa penting dalam perjalanan bangsa dan negara Indonesia di Jakarta.

"Masyarakat Betawi ini memfasilitasi terjadinya proses persenyawaan antar unsur berbagai bangsa yang terjadi di kota ini," ujarnya.

Namun demikian, Anies mengingatkan bahwa unsur historis juga perlu dipertimbangkan dalam perubahan nama jalan tersebut.

2. Nama jalan untuk mengenang jasa dan perjuangan dari para tokoh Betawi

Reno Esnir/ANTARA FOTO

Sementara itu, Ketua Komite III DPD RI Sylviana Murni yang sekaligus sebagai penggagas acara menyebutkan bahwa komunitas masyarakat Betawi mengusulkan beberapa nama yang merupakan tokoh untuk dijadikan jalan di Ibu Kota.

Sejumlah nama tersebut antara lain Ismail Marzuki diusulkan mengubah Jalan Cikini Raya, nama H Darip diusulkan mengubah Jalan Bekasi Timur Raya, nama Mahbub Djunaedi menggantikan Jalan Salemba Tengah, nama Guru Marzuki menggantikan Jalan Masjid Jatinegara, dan nama Habib Ali Kwitang merubah Jalan Kembang III.

Menurut Sylviana, usulan ini berangkat dari keinginan untuk mengenang jasa dan semangat dari para tokoh Betawi tersebut dalam menjalani kehidupan dan dalam perjuangannya.

"Dengan usulan tersebut, kami berharap akan tertularkan spirit dari para tokoh Betawi dalam menjalani kehidupan, di lain sisi juga kita ingin jalanan Ibu kota jadi makin harum tiap kali kita menatap bisa mengingat dan mempraktikkan semangat perjuangannya," ucap Sylviana.

Meski demikian, Sylviana juga sepakat bahwa harus ada kajian unsur historis yang dipertimbangkan dalam perubahan nama jalan.

"Jangan sampai nama jalan sebelumnya yang ternyata mewariskan sejarah dari para pendahulu kita jadi hilang, karenanya ini perlu perhatian secara serius," tutur Sylviana.

Baca Juga: PKS Tolak Tokoh Turki Kemal Ataturk Jadi Nama Jalan di Jakarta

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya