TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ibu Rumah Tangga di Puncak Papua Dianiaya KKB Pakai Parang

Saksi mata sempat diancam akan dipanah oleh KKB

Ilustrasi - Korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dibawa menggunakan truk menuju pesawat saat evakuasi di Intan Jaya, Papua, Senin (14/9/2020) (ANTARA FOTO/Humas Polda Papua)

Jakarta, IDN Times - Kelompok kriminal bersenjata (KKB) diduga melakukan penganiayaan terhadap seorang ibu rumah tangga di Kampung Yulukoma, Distrik Bioga, Kabupaten Puncak, Papua, yakni Deljati Pamean (28). 

"Memang benar pelaku penganiayaan diduga anggota KKB, namun dari kelompok mana masih dalam penyelidikan," ujar Kapolres Puncak AKBP Dicky Saragih, dikutip dari ANTARA, Rabu (17/2/2021).

1. Kronologi penganiayaan

Keluarga dan kerabat dibantu petugas mengidentifikasi salah satu jenazah korban penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) bernama La Soni (25) di RSUD Mimika, Kabupaten Mimika, Papua, Sabtu (26/10/2019) (ANTARA FOTO/Sevianto Pakiding)

Dicky menjelaskan, insiden tersebut terjadi pada Selasa (16/2/2021) sekitar pukul 13.00 WIT, saat korban sedang berada di rumah yang juga merangkap kios atau warung yang menjual aneka kelontong bersama Hendra Tennan.
 
Saat itu, korban sedang melayani pembeli yang akan berbelanja di kiosnya, lalu datang tiga orang, dua di antaranya menyatakan ingin berbelanja. Sementara seorang lainnya berada di luar, dan salah seorang rekan pelaku menanyakan keberadaan suami korban yang dijawab sedang ke pasar.

Mendengar jawaban korban, kedua orang itu langsung masuk ke dalam kios dan menganiaya korban menggunakan parang, sehingga korban berteriak minta tolong, membuat Hendra Tennan yang juga tinggal di rumah tersebut keluar.
 
Melihat saksi yang mengajar di SMAN 1 Bioga keluar dari kamarnya, kedua pelaku langsung melarikan diri ke arah kali atau sungai kecil. Kemudian saksi membawa korban yang terluka ke puskesmas untuk mendapat perawatan medis.

2. KKB sempat mengancam akan memanah saksi

Ilustrasi (ANTARA FOTO/Jeremias Rahadat)

Ketika ditanya tentang kondisi korban mengakui, Dicky mengatakan saat ini kondisinya stabil, dan setelah mendapat perawatan diizinkan pulang.
 
Dari keterangan saksi, terungkap ketiga orang tersebut sempat mengancam memanah Pitter Mutung yang berprofesi sebagai guru, sehingga langsung masuk dan mengunci rumahnya, kata Dicky yang dihubungi dari Jayapura.

Baca Juga: Pemuka Agama Timika Minta Konflik di Intan Jaya Papua Segera Diakhiri

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya