TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jokowi Minta Masyarakat Jangan Mudah Dipanas-panasi Jelang Pemilu

Banyak kompor jelang Pemilu, kata Jokowi.

Pemberian gelar adat Komering kepada Presiden Jokowi (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko 'Jokowi' Widodo berpesan agar masyarakat tidak mudah "dipanas-panasi" menggunakan isu-isu hoaks dan negatif yang ditujukan untuk memecah belah persatuan bangsa. 

"Saya kadang-kadang geleng-geleng ini satu kampung, satu RT atau RW, tidak saling menyapa gara-gara pilihan bupati, gubernur, atau presiden. Ada majelis taklim gara-gara pilihan presiden tidak saling menyapa," kata Jokowi saat menyampaikan sambutan setelah menerima gelar adat Rajo Balaq Mangku Nagara di Griya Agung, Palembang, seperti dikutip Antara, Minggu (25/11). 

Baca Juga: Jokowi Umumkan Jalur Pendakian Gunung Rinjani Sudah Dibuka

1. Jokowi sebut banyak kompor jelang Pemilu

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Jokowi mengatakan, dia kadang heran perbedaan pilihan politik bisa membuat sesama saudara saling tak bertegur sapa, padahal pemilihan bupati, gubernur, presiden, dan wali kota rutin berlangsung setiap lima tahun. 

"Kita ini saudara, sebangsa, dan setanah air. Jangan lupakan itu. Ini karena banyak kompor, karena dipanas-panasi, dikompor-kompori jadi panas semuanya," katanya. 

2. Jangan sampai ada konflik gara-gara Pemilu

instagram.com/jokowi

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengimbau warga untuk tidak mudah tersulut sehingga tercipta konflik. 

"Pilihan gubernur silakan pilih A, B, C, atau D kalau calonnya empat, yang bupati juga silakan pilih A, B, atau C. Tapi jangan sampai ada gesekan sekecil apapun, jangan sampai ada konflik," kata Jokowi. 

3. Perbedaan harus dihormati

ANTARA FOTO/Wahyu Putro

Ia kembali mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara besar dengan 714 suku dan bahasa daerah yang jumlahnya lebih dari 1.100. 

"Saya belajar di sini nanti pergi ke Jawa Barat lupa lagi. Dari Jawa Barat pergi ke Sumut lupa lagi. Saya sering ingat misalnya seperti di Jawa Barat, setelah salam sampuraseun. Kemudian di Sumut ada horas, tapi saya pernah tiga kali keliru," katanya. 

Menurutnya, perbedaan tersebut merupakan anugerah Allah bagi bangsa Indonesia yang harus disyukuri.  

"Sudah menjadi sunnatullah, sudah menjadi garis, bahwa kita ini bermacam-macam, berbeda-beda, dan berwarna-warni. Tapi kalau kita bisa menyatukan, ini akan menjadi aset terbesar, energi besar, bagi bangsa ini maju ke depan," katanya. 

"Teknologi indonesia maju, tradisi, adat dan kebudayaan bangsa kita juga harus ikut maju," imbuhnya. 

Baca Juga: Jokowi Peringatkan Pembuat Hoax dan Fitnah Hati-Hati 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya