Pemimpin Adat: Lukas Enembe Jangan Sembunyi di Belakang Rakyat Papua
Lukas Enembe bukan kepala suku besar di Papua
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemimpin Adat (Ondoafi) Kampung Abar Sentani, Jayapura, Papua, Cornelis Doyapo berharap kasus dugaan korupsi yang menjerat Gubernur Papua Lukas Enembe dapat segera diselesaikan.
Kepada masyarakat Papua, Cornelis pun meminta agar tidak terpengaruh dan tidak terprovokasi terkait dengan perkembangan kasus Lukas Enembe. Diketahui Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan dikawal ribuan aparat kepolisian untuk menjemput paksa Lukas Enembe, sebab dikhawatirkan akan terjadi kerusuhan.
"Lukas Enembe sebagai pemimpin seharusnya ada di depan dan berani berkorban untuk masyarakat, bukannya bersembunyi di belakang rakyatnya," kata Cornelis dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, dikutip dari ANTARA, Minggu (9/10/2022).
Baca Juga: Asal Usul Lukas Enembe Dibongkar Tokoh Papua: Dia Bukan Kepala Suku
1. Masyarakat Papua tidak mau masalah hukum Lukas Enembe dibawa ke persoalan politik
Menurut Cornelis, kasus dugaan korupsi yang menjerat Lukas Enembe tersebut perlu segera diselesaikan karena masyarakat Papua menginginkan kedamaian.
"Masyarakat Papua menginginkan kedamaian dan tidak terganggu dengan masalah apa pun," ujarnya.
Cornelis lalu menegaskan masyarakat Papua tidak menginginkan masalah hukum yang menjerat Lukas Enembe dibawa ke persoalan politik, seperti kemunculan wacana untuk menjadikan Lukas sebagai Kepala Suku Besar Papua.
"Lukas Enembe hanya dikenal sebagai Gubernur, bukan kepala suku besar Papua," ujarnya.
Dia menjelaskan semua daerah di Papua mempunyai suku dan kepala suku besarnya sendiri.
Baca Juga: KPK Diminta Gak Takut Rusuh saat Jemput Paksa Lukas Enembe