TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Terdampak Pandemik, ACT Salurkan Bantuan untuk Guru Honorer

Yuk, mulai salurkan doa dan dukungan sedekah terbaik

Ilustrasi. ANTARA FOTO/Seno

Jakarta, IDN Times – Sejak pandemik Covid-19 melanda, tidak hanya para pekerja harian di sektor informal saja yang sangat terdampak wabah Covid-19 secara perekonomian, para pendidik dengan status honorer pun turut merasakannya. Banyak guru yang harus terpaksa dirumahkan atau mengalami penurunan pendapatan, beralih profesi menjadi tukang parkir, pemulung, dan lain-lain demi untuk menyambung hidup. 

1. Kisah seorang guru honorer yang dirumahkan dan beralih mengelola warung kelontong

IDN Times/ACT

Setelah adanya imbauan untuk tidak berkegiatan di luar rumah, mayoritas sekolah-sekolah diliburkan. Penyaluran bantuan operasional sekolah pun turut terhambat. Alhasil, para guru honorer yang biasanya mendapatkan tunjangan dari dana ini pun otomatis tidak mendapatkan haknya. Terlebih, banyak dari mereka yang diupah berdasarkan dari kehadiran dalam sebulan.

Salah satunya yakni Sholichudin, seorang guru yang mengajar pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Ma’mur Nikmah, Kelurahan Pekauman, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal. Delapan tahun sudah ia mengabdi menjadi guru. Tak besar gajinya, kurang dari 500 ribu rupiah per bulan.

Sholichudi sudah dua bulan ini melakukan kegiatannya dari rumah. Warung kelontong yang ia kelola pun mulai sepi pembeli. Saat ini, Sholichudin berjualan kurma untuk menambah penghasilan. Dari sanalah ia mendapatkan selisih keuntungan untuk menghidupi keluarga. Namun, menurut Sholichudin penjualan kurma yang identik dengan Ramadan kini menurun akibat pandemik.

Kepala Cabang Global Zakat-ACT Tegal, Siswartono, mengatakan bantuan biaya hidup ini merupakan bentuk apresiasi kepada guru yang telah mengabdikan dirinya di dunia pendidikan. 

“Dedikasi guru-guru yang telah mengabdikan dirinya perlu mendapatkan perhatian,” ungkapnya.

2. Bertahun-tahun mengabdi, dua guru honorer Sulsel dalam kondisi ekonomi prasejahtera

Unsplash.com/Simon Fanger

Selain  di Tegal, terdapat pula kisah Arni dan Ahmad Faizal yang merupakan guru honorer di SDN 410 Akkotengeng, Sulawesi Selatan. Arni dan Faizal merupakan guru yang tinggal di Dusun Totakki, Desa Akkotengeng, Kecamatan Sajoanging, Wajo. Bertahun-tahun mereka telah mengabdi menjadi guru dalam kondisi ekonomi yang prasejahtera. Selain menjadi guru, Arni sendiri merupakan seorang ibu rumah tangga, sedangkan Faizal merupakan petani.

Dengan adanya program Sahabat Guru Indonesia dari Global Zakat-ACT, Faizal mengungkapkan rasa terima kasihnya. Ia berharap, perhatian ke guru honorer dapat terus dilakukan. 

“Ini merupakan semangat bagi kami untuk terus membina anak didik. Pengalaman paling tak terlupakan itu, beberapa tahun lalu sekolah ini tidak memiliki perahu. Jadi harus jalan kaki sejauh 7 kilometer untuk mengajar ke sekolah,” kenang Faizal.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya