Hutama Karya Dorong UMKM Bertahan dan Naik Kelas di Tengah Pandemik
UMKM berkontribusi paling besar terhadap PDB Indonesia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Tidak hanya membangun infrastruktur untuk negeri, PT Hutama Karya (Persero) sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berpartisipasi aktif dalam mendorong sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bertahan dan naik kelas di tengah pandemik. Oleh sebab itu, Hutama Karya berinisiatif menyelenggarakan webinar bertemakan ‘UMKM Kuat, Indonesia Sehat’, pada Kamis (24/9).
Dilaksanakan secara daring, webinar ‘UMKM Kuat, Indonesia Sehat’ mengangkat tiga poin utama, yaitu akselerasi yang perlu dilakukan UMKM untuk bertahan di tengah pandemik, strategi pemasaran UMKM berbasis digital, dan peluang untuk bergabung dalam program kemitraaan BUMN, khususnya di Hutama Karya. Hal ini dilakukan mengingat sektor UMKM berkontribusi paling besar terhadap total produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar 60,3 persen.
1. Pelaku UMKM perlu meningkatkan skill dan strategi berbasis digital
Hutama Karya menyadari banyak pelaku UMKM yang terhambat dan kesulitan dalam menjalankan usahanya akibat kondisi saat ini sehingga mengakibatkan daya jual produk UMKM semakin menurun.
“Kita tau bahwa pemerintah sebenarnya sudah memberikan berbagai stimulus untuk penyelamatan sektor UMKM. Namun, di samping stimulus, perlu juga adanya beberapa hal yang harus dikembangkan oleh pelaku UMKM agar UMKM bisa bertahan dan naik kelas, khususnya dalam meningkatkan skill dan strategi pemasaran berbasis digital,” tutur EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Muhammad Fauzan.
Untuk dapat bertahan, pelaku UMKM perlu memiliki kemampuan manajemen dan organisasi yang baik, memastikan inovasi produk sesuai kebutuhan di masyarakat dapat diterapkan, hingga mengoptimalkan strategi pemasaran berbasis digital.
Senada dengan hal tersebut, Asisten Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Koperasi dan UMKM, Destri Anasari menyampaikan pentingnya mem-branding produk yang bukan sekadar logo saja, melainkan memberikan pengalaman menarik ketika konsumen mencoba produk tersebut, contohnya pada industri kuliner.
“Seenak apa pun rasanya, produk atau jasanya itu harus terlihat di pasar. Kemudian, belajar juga bagaimana membuat konten di digital dengan foto, lalu ada comment, dan like sudah menjadi barang yang perlu dikejar. Terakhir, jika sudah banyak pesanan, harus tetap diperhatikan konsistensi segi kualitasnya,” ucapnya.