Terima Suntikan Dana PWMP, 3 Petani Milenial Kelola Usaha ‘Cik May’
Per bulannya omzet yang didapat bisa tembus Rp4 juta
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, tongkat estafet pembangunan pertanian ada pada pundak generasi muda. Oleh karenanya, Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong lahirnya petani milenial sebagai upaya regenerasi petani. Salah satunya adalah Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP).
Nensy Agni Wirsya, Destri Hasanah, dan Urwatil Wusqa adalah penerima manfaat program PWMP tahun 2019 yang merupakan alumni Universitas Padjajaran berhasil mengembangkan usaha olahan singkong dengan merek ‘Cik May’.
1. Kisah awal mula berdirinya usaha Cik May
Awalnya Nensy sering membeli singkong dari seorang petani kecil di Pasar Dadakan Rancaekek. Ia merasa iba dengan petani tersebut, tidak banyak orang yang tertarik untuk membeli singkong hasil panennya. Nensy pun mengolah singkong tersebut menjadi keripik. Keripik hasil olahannya ia berikan sebagai hadiah untuk beberapa rekannya yang telah menyelesaikan sidang akhir serta beberapa dosen sebagai ungkapan terima kasih. Tidak disangka, ternyata banyak yang suka dengan keripik singkong olahannya dengan bumbu khas racikannya.
Nensy pun menceritakan awal mula pemberian nama Cik-May’ untuk merek produknya. “Cik” adalah panggilan perempuan untuk orang padang, sedangkan “May” adalah nama ibu saya. Semua bumbu adalah rempah khas Padang ide dari ibunya. Hingga saat ini, rasa Keripik Cik May membuat konsumen ketagihan dan terus membeli.
“Kami menggunakan bumbu basah tidak seperti kebanyakan bumbu yang ada di pasaran. Dan kenapa kami memilih singkong yang diolah, karena banyak singkong di pasaran kecil tidak laku. Niat kami membantu petani kecil untuk membesarkan usaha kami,” jelas Nensy.