Balai Diklat Akan Intensifkan Kegiatan Praktik Lapangan
Perkuat kapasitas SDM Kesos
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times -- Sejalan dengan tren penurunan angka penularan Covid-19, kegiatan penguatan kapasitas pendamping dan SDM Kesos diharapkan akan semakin optimal di masa mendatang. Dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, kegiatan praktik akan lebih intensif dilaksanakan.
Harapan terhadap penguatan kapasitas SDM Kesos semakin tinggi sejalan dengan arahan Menteri Sosial Tri Rismaharini. Dalam beberapa kesempatan, Mensos menekankan peran strategis SDM Kesos merespon kebutuhan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS).
1. Lakukan evaluasi dan penyesuaian
Untuk menindaklanjuti arahan Mensos, Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS)Yogyakarta segera melakukan evaluasi dan penyesuaian. BBPPKS Yogyakarta merupakan UPT milik Kementerian Sosial yang melaksanakan tugas sebagai lembaga Pelatihan Kesejahteraan Sosial bagi para SDM Kesos.
Kepala BBPPKS Yogyakarta Eva Rahmi Kasim mengatakan, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan medium aplikasi zoom dirasakan kurang optimal.
Kegiatan kediklatan sejatinya lebih banyak bermuatan praktik untuk membentuk dan mengasah life skill. Ke depan BBPPKS akan lebih banyak melaksanakan diklat yang bersifat terapan atau teknis.
“Tujuannya untuk menguatkan kompetensi teknis para pendamping dan tenaga kesos dalam upaya penguatan life skill pemerlu pelayanan kesos secara psikososial dan ekonomis," kata Eva di hadapan para Anggota Komisi VIll yang melakukan kunjungan kerja di kantor BBPPKS Yogyakarta (24/06).
Menurut Eva, penguatan life skill membutuhkan pengalaman langsung di lapangan. Dengan dukungan konseptual, para pendamping perlu mengasah, menerapkan dan menemukan solusi di tengah-tengah masyarakat.
Kunjungan Kerja anggota Komisi VIII dilakukan dalam rangka tugas-tugas pengawasan. Penjelasan Eva merupakan respon atas pertanyaan anggota dewan seputar kendala yang dihadapi balai selama 2 tahun pandemi.