TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bekali Capaska Wawasan Kebangsaan dan Pancasila, BPIP Gelar Diklat PIP

Paskibraka jadi role model bagi generasi penerus bangsa

Suasana kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Pembinaan Ideologi Pancasila (Diklat PIP) di Desa Bahagia, Taman Rekreasi Wiladatika, Cibubur, Depok, Jawa Barat, Selasa (18/7/2023). (Dok. BPIP)

Jakarta, IDN Times -- Calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Capaska) Tingkat Nasional 2023 mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Pembinaan Ideologi Pancasila (Diklat PIP) di Desa Bahagia, Taman Rekreasi Wiladatika, Cibubur, Depok, Jawa Barat, Selasa (18/7/2023).

Sebelumnya, 76 putra-putri daerah terpilih ini telah diterima Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. untuk selanjutnya digembleng, bukan hanya baris berbaris, melainkan dibekali pula dengan wawasan kebangsaan dan ideologi Pancasila. 

Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan BPIP Tonny Agung Arifianto, S.E., M.A.B. menuturkan, para Paskibraka adalah role model bagi generasi penerus bangsa yang diproyeksikan untuk menjadi pemimpin pada masa yang akan datang. Oleh sebab itu, para Capaska dibekali dengan materi-materi yang sangat penting soal kebangsaan dan ideologi Pancasila dengan narasumber, para tokoh di negeri ini.

“Paskibraka ini kita bekali betul, mulai dari sejarah bangsanya, pemahaman ideologi negaranya. Sehingga nantinya bisa memberikan pembelajaran kepada komunitas di tengah-tengah mereka. Sehingga tidak cukup hanya baris berbaris karena kita siapkan mereka untuk menjadi Purnapaskibraka Duta Pancasila,” ujar Tonny.

Baca Juga: Mudahkan Akses Informasi Hukum, BPIP Luncurkan Aplikasi Mobile JDIH

1. Capaska harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang historisitas Pancasila dan sejarah perjuangan bangsa Indonesia

Para Capaska saat mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Pembinaan Ideologi Pancasila (Diklat PIP) di Desa Bahagia, Taman Rekreasi Wiladatika, Cibubur, Depok, Jawa Barat, Selasa (18/7/2023). (Dok. BPIP)

Salah satu narasumber, Wakil Ketua MPR RI, Dr. Ahmad Basarah, S.H., M.H., menuturkan, pengetahuan dan pemahaman tentang historisitas Pancasila dan sejarah perjuangan bangsa Indonesia sangat perlu bagi para Capaska. Menurutnya, hal tersebut merupakan dasar pengembangan diri para calon pemimpin bangsa masa depan ini.

“Sejarah adalah hal yang sangat penting. Pidato Bung Karno berjudul Jasmerah mengandung pesan, pelajari sejarah agar tidak tergelincir dalam perjuangan Anda pada masa yang akan datang. Suatu bangsa akan bubar apabila mereka dibuat lupa dengan sejarahnya, bukan dengan pasukan perang yang besar,” ujar Ahmad Basarah.

Dengan berapi-api, ia juga memantik para Capaska untuk memahami sejarah panjang lahirnya NKRI dan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

“NKRI lahir dari hasil perjuangan dan pengorbanan berupa darah, keringat, dan air mata, bukan datang dari langit begitu saja. Mulai dari Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris, dan Jepang adalah negara-negara yang pernah menjajah Indonesia. Belanda adalah negara terlama (menjajah) dengan politik devide et impera. Tahun 1908, melalui Budi Utomo, anak-anak muda Indonesia mulai berpikir untuk bebas dari penjajahan,” katanya.

2. Para Capaska harus tahu bahwa Pancasila lahir dari proses yang panjang dari para pendiri bangsa

Salah satu narasumber, Wakil Ketua MPR RI, Dr. Ahmad Basarah, S.H., M.H., menuturkan, pengetahuan dan pemahaman tentang historisitas Pancasila dan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia sangat perlu bagi para Capaska. (Dok. BPIP)

Lebih lanjut, Ahmad Basarah menjelaskan, lahirnya Pancasila sebagai proses perenungan batin, pemikiran kritis, dan dialektika para Founding Fathers dan Founding Mothers menjadi dasar, ideologi, dan falsafah bangsa Indonesia yang dinamis dan tidak bisa ditawar lagi.

“Pancasila lahir dari proses yang panjang dari para pendiri bangsa, sejak perang Asia Timur Raya. BPUPK sidang pertama pada 29 Mei 1945. Terdapat 66 orang peserta sidang BPUPK, 2 orang perempuan. Sukarno menjadi pembicara terakhir (ke-40) pada Sidang BPUPK pertama tanggal 1 Juni 1945. Beliau mengungkapkan hasil pemikiran tentang dasar negara yang disebut Pancasila yang menyatukan kemajemukan bangsa Indonesia. Oleh Ketua BPUPK, dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat yang merupakan dokter spesialis kandungan, peristiwa itu disebut dengan lahirnya Pancasila,” kata anggota DPR RI 4 periode tersebut.

Baca Juga: Turut Berpartisipasi di PORNAS KORPRI ke-XVI, BPIP Kirimkan Perwakilan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya