TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dukung Penuh Penuntasan Stunting, BPIP Kampanyekan Upaya Ini

Penuntasan stunting penting demi capai Indonesia Emas 2045

Pelucuran Program #CukupDuaTelur Semesta Mencegah Stunting di Menara Kompas, Selasa (21/3/2023). (Dok. BPIP)

Jakarta, IDN Times -- Bonus demografi yang digadang-gadang akan terjadi pada 2035 akan menentukan nasib bangsa Indonesia pada masa yang akan datang. Berdasarkan keterangan Kepala BKKBN, Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG. (K), pada tahun tersebut terdapat aging population dengan pendidikan rendah dan ekonomi menengah ke bawah. Jika generasi di bawahnya mengalami stunting, Indonesia Emas 2045 akan sulit tercapai.

Stunting itu gagal tumbuh (fisik) dan gagal berkembang. Stunting itu pasti pendek, tapi pendek belum tentu stunting. Cirinya, kemampuan intelektualnya tidak bisa bersaing. Orang stunting kurang beruntung. Biasanya pada hari tuanya kena penyakit serangan jantung, tekanan darah, dan kencing manis,” kata Hasto pada Pelucuran Program #CukupDuaTelur Semesta Mencegah Stunting di Menara Kompas, Selasa (21/3/2023).

Baca Juga: Inisiasi Ekonomi Pancasila, BPIP Mendorong Langkah Ini

1. Bekerja sama dengan BKKBN dan kementerian/lembaga lainnya untuk bersama-sama bergotong royong mencegah stunting di Tanah Air

Foto bersama Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. dengan peserta Pelucuran Program #CukupDuaTelur Semesta Mencegah Stunting di Menara Kompas, Selasa (21/3/2023). (Dok. BPIP)

Saat ini, prevalensi stunting di Indonesia masih mencapai 21,6 persen. Angka tersebut di bawah tahun 2021 dengan prevalensi 24,4 persen. Presiden Joko Widodo menargetkan, pada 2024, prevalensi angka stunting turun ke angka maksimal 14 persen. Angka tersebut dapat dicapai jika hingga akhir 2023 angkanya bisa mencapai 17 persen.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. menuturkan, pihaknya telah bekerja sama dengan BKKBN dan kementerian/lembaga lainnya untuk bersama-sama bergotong royong mencegah stunting di Tanah Air. Dia menuturkan, BPIP memiliki kekuatan paskibraka dan purnapaskibraka yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Para paskibraka tersebut berperan sebagai role model di tengah lingkungan masyarakat.

“Kita gerakan paskibraka untuk berperan lebih. Bukan hanya bertugas saat upacara bendera, melainkan juga menjadi duta Pancasila yang tanggap terhadap permasalahan di lingkungannya. Sasaran pencegahan stupting adalah generasi muda saat ini. Maka kita gerakkan paskibraka untuk menjelaskan stunting kepada kawan-kawannya di sekolah-sekolah sebagai tokoh milenial yang responsif terhadap masalah yang dihadapinya,” ujar Prof. Yudian.

2. Melibatkan paskibraka dan purnapaskibraka serta mahasiswa yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia

(Ilustrasi Paskibraka) ANTARA FOTO/Siswowidodo

Upaya lain yang sudah dilakukan BPIP dalam pencegahan stunting, pada tataran internal, BPIP telah berkomitmen dan siap menjadi kakak, ibu, dan bapak asuh yang terjun ke lapangan, memberi edukasi, serta mengajak masyarakat untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat, membangun keluarga sebagai komunitas terkecil dari bangsa Indonesia.

Prof. Yudian juga mengajak kampus-kampus dan mahasiswa untuk turut serta ambil bagian sebagai agen perubahan dengan terjun ke lapangan, melakukan sosialisasi dan edukasi terkait stunting dan pencegahannya. Salah satunya dengan upaya-upaya inisiasi mengonsumsi protein hewani yang baik bagi perkembangan otak manusia, seperti telur dan ikan.

“Saya mengajak kampus-kampus dan adik-adik mahasiswa, melalui program KKN kita bisa kerja sama dengan BKKBN, dengan BPIP untuk melaksanakan KKN tematik pencegahan stunting,” ajaknya.

Baca Juga: Ketua Dewan Pengarah BPIP Beri Arahan Kepada Kepala Desa

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya