TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kementan Optimalkan Lahan Eks Tambang Menjadi Area Pertanian Produktif

Tingkatkan produksi

Ilustrasi. Petani memanen padi di kawasan Cisauk, Kabupaten Tangerang, Banten. (IDN Times/Herka Yanis P.)

Jakarta, IDN Times – Kementerian Pertanian (Kementan) mengoptimalkan lahan eks tambang menjadi areal pertanian produktif guna meningkatkan produksi sekaligus stok pangan nasional dalam menghadapi tantangan krisis pangan global.

Lahan bekas tambang berpeluang untuk dimanfaatkan sebagai areal pertanian dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan dan mengatasi persoalan lingkungan pasca penambangan. 

1. Berkomitmen akselerasi produksi

Ilustrasi pertanian (Dok. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar)

Melihat potensi tersebut Kementan melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menggelar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani Episode 619 mengangkat tema Pengelolaan Lahan Bekas Tambang Menjadi Pertanian Produktif, Jumat (9/9/2022).

 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memiliki komitmen untuk melakukan akselerasi peningkatan produksi pangan dalam memenuhi kebutuhan nasional secara mandiri bahkan ekspor terlebih memenangkan ancaman cuaca ekstrim global yang berdampak langsung pada sektor pertanian. Di beberapa lokasi lahan bekas tambang sudah bisa ditanami tanaman untuk pakan ternak.  

2. Harus manfaatkan wilayah-wilayah bekas tambang

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memanen buah kakao di Desa Puudambu, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Sabtu (2/11/2019). (ANTARA FOTO/Jojon)

“Saya harap seluruh kepala dinas pertanian yang hadir dalam webinar ini dapat mengidentifikasi wilayah-wilayah bekas tambang yang dapat ditanami tanaman-tanaman pangan. Berbagai peluang harus kita optimalkan untuk stok pangan kita makin tangguh, bahkan bisa kita ekspor untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Suwandi dalam webinar tersebut.

Bersamaan, Pakar Mikrobiologi Unhas, Fahruddin menyebutkan lahan pertambangan jika dibiarkan akan berdampak pada lingkungan, hal tersebut dimungkinkan karena terdapat limbah didalamnya. Karena itu, dalam menanami lahan bekas tambang pertama-tama harus ditanggulangi secara biologi yakni dengan menggunakan mikroba (bakteri). 

"Bakteri yang dimaksud adalah bakteri pereduksi sulfat (BPS atau SRB,- red), BPS mampu mereduksi sulfat dan logam berat. Adapun BPS sendiri dapat diperoleh dalam lumpur wetland," terangnya.

Topik:

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya