TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pupuk Kaltim Raih Penghargaan Industri Hijau Kinerja Terbaik 2022

PKT komitmen terapkan prinsip industri hijau

Direktur Utama Pupuk Kaltim, Rahmad Pribadi, saat menerima penghargaan Industri Hijau Kinerja Terbaik dari Kementerian Perindustrian RI di Jakarta, Jumat (25/11/2022). (Dok. Pupuk Kaltim)

Jakarta, IDN Times - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) kembali meraih penghargaan Industri Hijau Kinerja Terbaik dari Kementerian Perindustrian RI, atas komitmen penerapan prinsip industri hijau dalam proses produksi dan aktivitas bisnis Perusahaan.

Penghargaan diterima Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi, dari Staf Ahli Menteri Bidang Iklim Usaha dan Investasi Kemenperin Andi Rizaldi di Jakarta, Jumat (25/11/2022).

Rahmad Pribadi mengatakan, Pupuk Kaltim berkomitmen mengimplementasikan industri hijau secara berkesinambungan dengan mengedepankan prinsip Environment, Social and Governance (ESG). Hal ini mencakup efisiensi energi, efisiensi pemakaian bahan baku dan bahan penolong hingga efisiensi pemakaian air. 

Pupuk Kaltim juga menerapkan inovasi teknologi yang mengacu pada 4R (Reduce, Reuse, Recycle, and Recovery) pada proses produksi, dibarengi penggunaan energi baru terbarukan di unit penunjang serta pemenuhan baku mutu lingkungan pada limbah cair maupun emisi.

Baca Juga: Mudahkan Petani, Pupuk Indonesia Targetkan 1.000 Kios Pupuk Komersial

1. Kembangkan beragam inovasi terkait implementasi industri hijau

PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim/PKT) berkomitmen mengoptimalkan implementasi aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di lingkungan Perusahaan. (Dok. Istimewa)

Tak hanya di lingkungan Perusahaan, implementasi industri hijau juga dilakukan Pupuk Kaltim dengan memberikan nilai tambah dan manfaat bagi masyarakat, salah satunya solar cell dan pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel untuk dimanfaatkan masyarakat nelayan di perkampungan atas air Kota Bontang.  

"Melalui penggunaan energi baru terbarukan hingga saat ini sangat membantu masyarakat dalam penyediaan alternatif sumber energi, yang selama ini memiliki keterbatasan akses dan jarak yang terbilang jauh dari daratan," ujar Rahmad.

Selain itu, Pupuk Kaltim juga mengembangkan beragam inovasi terkait implementasi industri hijau, di antaranya penambahan LP Amonia Absorber di Unit Pabrik-4, yang berdampak pada efisiensi energi dan penurunan emisi GRK, disamping penghematan gas alam dalam memproduksi amoniak. 

Pupuk Kaltim juga melakukan reaktivasi pabrik urea Proyek Optimasi Kaltim (POPKA-2) yang berpotensi mengurangi emisi CO2 sebesar 398ribu ton per tahun.

Sementara untuk efisiensi air, Pupuk Kaltim memiliki inovasi Raw Condensate (RC) dalam siklus regenerasi unit Mixbed Polisher untuk menurunkan losses air melalui penerapan prinsip 4R. Inovasi ini mampu meningkatkan hasil produksi dengan penggunaan energi, air, dan material lainnya yang tetap efisien.

2. Pupuk Kaltim secara proaktif turut mendorong dekarbonisasi

PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) dengan sejumlah kiat yang dilaksanakan untuk menjaga dan meningkatkan kontribusi dalam mengurangi penipisan ozon. (Dok. Pupuk Kaltim)

Pupuk Kaltim juga berkomitmen tinggi terhadap pengurangan dan pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3), serta limbah padat Non B3 yang tidak hanya terbatas di lingkungan dan area pabrik.  

"Dari inovasi tersebut, nilai efisiensi mampu tercapai secara maksimal seperti efektivitas proses produksi, peningkatan performa perangkat pabrik, hingga jasa pelayanan dan perbaikan dengan penghematan mencapai miliaran rupiah," tandas Rahmad. 

Peningkatan kualitas lingkungan sejauh ini diwujudkan Pupuk Kaltim melalui kajian Life Cycle Assessment (LCA) dengan batasan sistem cradle to grave, yang diintegrasikan dengan inovasi program berkelanjutan. 

"Pada 2021, Pupuk Kaltim menjadi perusahaan pertama di Asia Tenggara yang mempublikasikan sertifikat produk ramah lingkungan atau Environmental Product Declaration (EPD) dari EPD Southeast Asia," lanjut Rahmad. 

Pupuk Kaltim secara proaktif turut mendorong dekarbonisasi guna mencapai Net Zero Emmision di tahun 2060, dengan target pengurangan emisi karbon sebesar 32 persen di tahun 2030. Di antaranya melalui penerapan ekonomi sirkular dengan memanfaatkan bahan baku dari bahan atau gas buangan produksi yang masih bisa digunakan, sehingga dengan pemanfaatan gas buang dapat mengurangi jejak karbon dari proses produksi.

Begitu pula kedepannya, Pupuk Kaltim akan fokus menghadirkan strategi dan terobosan terbaik guna menjadi pionir dalam transformasi industri petrokimia yang lebih hijau, sehingga dapat meningkatkan efisiensi energi secara menyeluruh di lingkungan perusahaan. 

"Pupuk Kaltim terus menyinergikan aspek lingkungan dalam aktivitas bisnis perusahaan, sebagai dasar mengelola dan menggunakan sumber daya alam secara bijaksana," tambah Rahmad. 

Baca Juga: Pupuk Kaltim Berdayakan Petani Lewat Program Makmur

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya