TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Juru Bayar Pos Indonesia Distribusikan Bantuan ke Pedalaman Sulsel 

Bansos dan PKH terus disalurkan ke wilayah 3T  

ilustrasi Juru Bayar Pos Indonesia menyalurkan bansos dan bantuan sosial (bansos) sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH) di daerah 3T (dok. Pos Indonesia)

Maros, IDN Times - PT Pos Indonesia (Persero) melanjutkan penyaluran  bantuan sosial (bansos) sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH) di daerah  3T (terdepan, tertinggal, terluar), yaitu di Dusun Rammang-rammang, Kabupaten  Maros, Sulawesi Selatan.

Penyaluran bansos sembako dan PKH di Dusun Rammang-rammang menjadi salah satu bukti komitmen Pos Indonesia dalam menjangkau serta melayani masyarakat  hingga ke wilayah 3T, terutama dalam hal layanan fund distribution. Dalam penyaluran bantuan tersebut, Pos Indonesia menerapkan metode door to door  (mengantarkan langsung ke rumah penerima). 

"Saat ini, kami sedang berada di wilayah Rammang-rammang, di mana wilayah  Rammang-rammang ini masuk wilayah Kabupaten Maros. Pada saat ini, kami  langsung melakukan pendistribusian bantuan sosial sembako ke rumah keluarga  penerima manfaat," kata Executive Vice President Regional VI PT Pos Indonesia  (Persero), Ronald Siahaan. 

Baca Juga: Pos Indonesia Distribusikan Bantuan ke 355.551 Keluarga Risiko Stunting

1. Kondisi alam tidak jadi halangan distribusi

Kondisi alam tak surutkan semangat Juru Bayar salurkan bantuan sosial (bansos) sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH) di daerah 3T. (dok. Pos Indonesia)

Ronald tak memungkiri sejumlah tantangan dihadapi oleh petugas juru bayar saat  melakukan penyaluran bansos sembako dan PKH di Rammang-rammang. Untuk mencapai daerah yang dikenal dengan karst ini, pihak Pos Indonesia harus  melewati rawa dengan kondisi sungai yang cukup sulit dilewati. Ia menyebut tantangan tersebut bisa diatasi berkat semangat dan kerja  sama tim, sehingga bantuan bisa tersalurkan dengan baik ke masyarakat. 

"Kami harus menghadapi kondisi alam yang harus melalui sungai dan pada saat  kondisi sungai sedang pasang, maka kita akan terkendala untuk menuju lokasi  atau tempat tinggal KPM (Keluarga Penerima Manfaat). Tetapi, ketika kondisi air  sungai juga surut ini juga menjadi kendala, karena kapal yang akan membawa kita  ke domisili KPM tersebut tidak bisa melintas, sehingga kondisi alam tersebut sangat mengganggu kita untuk melakukan pendistribusian. Namun, alhamdulillah, semuanya dapat berjalan dengan baik dan lancar," lanjutnya. 

Saat membagikan bantuan, Pos Indonesia menggunakan aplikasi Pos Giro Cash untuk melakukan validasi dan mengumpulkan data KPM. Menariknya, aplikasi  tersebut dilengkapi dengan teknologi mode offline.  

Mode offline disediakan untuk mengantisipasi kendala sinyal saat melakukan pengumpulan data di rumah KPM. Khususnya lokasi-lokasi yang masuk kategori daerah 3T seperti Dusun Rammang-rammang. 

"Di aplikasi kita sudah dipersiapkan untuk mengantisipasi kondisi-kondisi tersebut. Di mana pada saat kita masuk di daerah-daerah offline tersebut, memang nanti kita akan melakukan pendokumentasian secara offline seluruhnya. Kemudian, ketika nanti kita masuk di wilayah yang sudah ada jaringannya, secara otomatis data yang sudah kita record offline di aplikasi tersebut, secara otomatis akan naik ke sistem sehingga bisa dimonitor," tuturnya. 

2. Juru Bayar tetap semangat jalankan tugas

ilustrasi Juru Bayar Pos Indonesia menyalurkan bansos dan bantuan sosial (bansos) sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH) di daerah 3T (dok. Pos Indonesia)

Berjibaku di lapangan juga dirasakan oleh Juru Bayar Kantorpos KCM Maros, Fajriah  Mas'ud, saat melakukan penyaluran bansos di Dusun Rammang-rammang. Ia bercerita harus naik perahu dan menghabiskan waktu sekitar satu jam untuk menuju wilayah tersebut.  

"Kalau dari kantor, kami naik transportasi darat dulu sekitar 15-20 menit. Setelah  itu, kami menyeberang naik perahu dan perjalanannya sekitar setengah jam," kata Fajriah. 

Selain itu, kondisi laut yang tak menentu juga harus dihadapinya ketika hendak  melakukan perjalanan menyeberang ke wilayah tersebut. Walau begitu, hal itu tak  menyurutkan semangat Fajriah menjalankan tugasnya. Bahkan, Fajriah sudah menghadapi situasi tersebut selama dua tahun menjalankan  amanah menjadi juru bayar Kantorpos. 

Fajriah menjelaskan dalam sehari mampu menyalurkan bantuan  kepada 10 hingga 20 KPM. Setiap KPM akan diminta menunjukkan surat undangan  dan identitas diri sebelum menerima bantuan. 

"Kami juga akan mengonfirmasi KPM dengan meminta menunjukkan KTP atau KK.  Kemudian, KTP dan KK tersebut kami cocokkan sebelum dimulai pembayaran,"  tuturnya. 

Baca Juga: Pos Indonesia Kebut Penyaluran Bansos Sembako dan PKH di Aceh

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya