TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BPN Minta Bawaslu Tanggapi Video Luhut Beri Amplop ke Kiai Zubair

Politik uang dapat mencederai demokrasi Indonesia

Twitter/@MardaniAliSera

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, Mardani Ali Sera meminta kepada pihak Badan Pegawas Pemilu (Bawaslu) bergerak cepat menanggapi video viral Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Luhut Binsar Pandjaitan.

Seperti diketahui, beredar video yang menampilkan Menko Luhut sedang bersilaturahmi dengan Kiai Zubair Muntasor di Madura. Dalam video tersebut, terlihat Luhut tengah memberikan amplop kepada sang kiai.

Baca Juga: Beredar Video Diduga Petugas PPS Dukung Capres, Ini Respons KPU

1. Andi Arief salah satu orang yang ikut menyebarkan video tersebut

ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

Video tersebut kemudian viral, salah satu yang ikut menyebarluaskannya antara lain Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief melalui akun media sosial miliknya.

“Yang pertama tentu ini menjadi perhatian bagi Bawaslu untuk segera melalukan tindak lanjut dari informasi yang ada di media sosial. Apa yang ada di media sosial bisa benar bisa tidak dia perlu diverifikasi,” ujar Mardani di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (4/4).

2. Politik uang dinilai Mardani dapat mencederai demokrasi Indonesia

IDN Times/Helmi Shemi

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menilai, politik uang yang diduga dilakukan oleh Luhut tersebut adalah perbuatan yang dapat mencederai demokrasi Indonesia serta tidak mendidik masyarakat.

“Mari kita bangun politik yang bersih, berintegritas, perangi politik uang karena itu pembunuh utama demokrasi,” ujarnya.

3. BPN tidak laporkan video tersebut ke Bawaslu

IDN Times/Fitria Madia

Meski demikian, kata Mardani, BPN tidak akan melaporkan langsung ke Bawaslu terkait video viral yang beredar tersebut.

“Kami dapat infonya sudah ada dari tim lain dari masyarakat yang melaporkan. Kalau sudah ada yang melaporkan, BPN menganggap itu cukup,” jelasnya.

Baca Juga: Usai Luhut Gertak Uni Eropa, Kini Saatnya Diplomasi soal Sawit

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya