TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Enggak Gampang Relawan Jokowi Dapat Jatah Komisaris BUMN

Faktor kedekatan saja tak cukup untuk dipilih jadi komisaris

Menteri BUMN Erick Thohir (Humas BUMN)

Jakarta, IDN Times - Jabatan komisaris di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali mendapat sorotan publik. Hal itu tak lepas dari keputusan Menteri BUMN, Erick Thohir menunjuk tiga mantan relawan Presiden Joko “Jokowi” Widodo di Pilpres 2019 menempati jabatan strategis itu.

Komisaris Independen Bank Syariah Mandiri (BSM), Arief Rosyid Hasan menyebut, penunjukan seorang komisaris di perusahaan plat merah tak semudah yang dibayangkan. Mereka juga harus melalui serangkaian tes dan tahapan seleksi yang ketat.

“Kalau aku di perbankan iya, ada sampai empat tes. Jadi memang sangat ketat lah. Pak Erick selalu sampaikan bahwa secara proporsional (jabatan komisaris) itu akan dibagi yang profesional dan tokoh masyarakat. Tentu latar belakangnya enggak boleh sembarangan juga,” kata Arief yang juga mantan relawan Jokowi itu saat dihubungi IDN Times, Senin (2/11/2020).

1. Faktor kedekatan saja tidak cukup untuk mendapatkan posisi komisaris di perusahaan BUMN

Basuki Tjahaja Purnama (BTP) saat resmi menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) (Dok. HUMAS KEMENTERIAN BUMN)

Arief menjelaskan, rangkaian tes yang wajib dilaksanakan oleh dirinya sebelum menjabat komisaris BSM antara lain soal wawasan perbankan syariah, manajemen risiko, dan terakhir adalah tes kelayakan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Pria kelahiran Ujung Pandang, Sulawesi Selatan pada 4 September 1986 itu menyebut, faktor kedekatan saja tidak cukup untuk mendapatkan posisi sebagai komisaris di perusahaan BUMN.

“Iya, karena ada juga yang enggak memenuhi kualifikasi akhirnya dikembalikan (gagal),” ujar Arief yang pernah menjabat sebagai wakil direktur millennials di Tim Kemenangan Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin itu.

Baca Juga: Lagi-lagi, Erick Thohir Tunjuk Relawan Jokowi Jadi Komisaris di BUMN 

2. Penunjukan relawan Jokowi sebagai komisaris sah saja, asal ...

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww

Arief menyinggung, penunjukan komisaris BUMN yang berasal dari mantan relawan Jokowi oleh Erick Thohir, sah-sah saja dilakukan. Asalkan sosok yang bersangkutan memenuhi kriteria, sehingga jabatan tersebut dapat diberikan.

“Tapi apakah itu syarat satu-satunya? kan enggak. Ada kualifikasi juga yang harus kita penuhi. Di situ lah unsur objektifitasnya. Contoh aku ya, mungkin memang dekat, apakah itu satu-satunnya? kan enggak. Kita sampai empat kali tes untuk disahkan jadi komisaris,” ujar pria lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin 2010 silam.

3. Dalam sebulan, Erick Thohir menunjuk 3 relawan Jokowi sebagai komisaris di perusahaan BUMN

Ulin Yusron dok. Instagram @ulinyusron

Menteri BUMN Erick Thohir dalam rentang sebulan sudah mengangkat tiga relawan Jokowi di Pilpres 2019 sebagai komisaris di sejumlah perusahaan plat merah. 

Ulin Yusron didapuk sebagai Komisaris Independen PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development (ITDC) pada 8 Oktober 2020 lalu. Sehari berselang, tepatnya pada 9 Oktober 2020, Eko Sulistyo diumumkan sebagai Komisaris anyar PT PLN (Persero).

Nama terakhir relawan Jokowi yang mendapatkan kesempatan menjadi komisaris perusahaan BUMN adalah Dyah Kartika Rini. Pendiri relawan Jokowi Ahok Social Media Volunteer (Jasmev) ini diangkat sebagai Komisaris Independen Jasa Raharja pada 28 Oktober 2020.

Ini bukan pertama kalinya Dyah Kartika Rini punya posisi di perusahaan plat merah. Dia sebelumnya pernah menjabat sebagai Komisaris Dana Reksa pada 2015 silam.

Baca Juga: Lagi-lagi, Erick Thohir Tunjuk Relawan Jokowi Jadi Komisaris di BUMN 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya