TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Prabowo-Sandiaga Tanggapi Situasi Ekonomi Indonesia Saat Ini

Pemerintah harus segera ambil langkah konkret

ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Jakarta, IDN Times - Pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno didampingi bersama sejumlah petinggi partai koalisinya, mengkritisi situasi ekonomi tanah air yang dinilai sudah sangat meresahkan banyak masyarakat Indonesia.

Prabowo dan Sandiaga berpendapat pemerintah harus segera ambil langkah konkret untuk menyelamatkan perekonomian nasional.

1. Prabowo-Sandiaga prihatin terhadap situasi ekonomi Indonesia

ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Sandiaga mengaku prihatin terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Mulai dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hingga naiknya sejumlah kebutuhan bahan pokok seperti kedelai.

“Kami amat prihatin dengan melemahnya kurs rupiah yang berkepanjangan yang tentunya memberatkan perekonomian nasional khususnya rakyat kecil yang cepat atau lambat harus menanggung kenaikan harga-harga kebutuhan pokok termasuk harga kebutuhan makanan sehari-hari rakyat kecil, seperti tahu dan tempe,” ujar Sandiaga di kediaman Prabowo Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (7/9).

Baca Juga: Tukar Dolar ke Rupiah Dianggap Pencitraan, Sandiaga: It's Okay

2. Sektor manufakturing perlu lebih ditingkatkan lagi

ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan jatuhnya nilai kurs rupiah karena lemahnya fundamental ekonomi yang meliputi defisitnya neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan.

Selain itu penurunan di sektor manufakturing juga menjadi salah satu kendala untuk tumbuhnya pertumbuan ekonomi di tanah air.

“Sektor manufakturing yang pernah mencapai hampir 30 persen PDB (Product Domestic Bruto) pada tahun 1997, sekarang tinggal 19 persen PDB. Hal ini tentu mengganggu ketersediaan lapangan kerja dan ekspor kita,” terangnya.

“Melemahnya fundamental ekonomi ini tidak terlepas dari hemat kami bahwa selama ini terjadi suatu kekeliruan dalam orientasi dan strategi pembangunan ekonomi. Antara lain tidak berhasilnya pemerintah dalam mendayagunakan kekuatan ekonomi rakyat sehingga kebutuhan pangan semakin tergantung pada impor seperti Beras, Gula, Garam, Bawang Putih, dan lain-lain,” sambungnya.

Baca Juga: Djoko Santoso Jadi Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Sandiaga

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya