Sekda Jabar Disebut Terima Suap Meikarta Rp1 Miliar
Grand Wisata Bekasi jadi lokasi transaksi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – Selisih perizinan pembangunan proyek Meikarta antara Pemerintah Kabupaten Bekasi dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat akhirnya terpecahkan karena peran Henry Lincoln.
Henry Lincoln merupakan Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pemuda Olahraga Pemerintah Kabupaten Bekasi, yang diutus mantan Bupati Bekasi, Neneng Hasanah, untuk menjalin komunikasi dengan Pemprov Jabar.
Bukan tanpa maksud Neneng mengutus Henry. Selain mampu menjalin komunikasi dengan Sekretaris Daerah Pemprov Jabar Iwa Karniwa, dia pun merupakan ponakan dari Presiden Direktur PT Lippo, Theo Sambuaga.
Henry merupakan salah satu terdakwa yang dimintai kesaksiannya dalam lanjutan sidang suap Meikarta di Pengadilan Negeri Bandung, Jalan LLRE Martadinata, Bandung, Senin (21/1).
Apa saja yang diutarakan Henry?
1. Tiga kali bertemu dengan Iwa Karniwa
Henry mengaku sudah tiga kali bertemu dengan Sekretaris Daerah Jabar Iwa Karniwa selama mengurusi izin pembangunan Meikarta, tepatnya pada 2017. Pertemuan pertama dilakukan di rest area KM 72 tol Purbaleunyi arah Kota Bandung.
“Waktu itu dengan pak Sulaeman (DPRD Bekasi) ada juga bu Neneng (Neneng Rahmi, mantan Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Kabupaten Bekasi). Waktu itu kami dipertemukan dengan Iwa oleh Sulaeman dan Waras (DPRD Bekasi). Pak Sulaeman dan pak Waras bilang kalau Iwa adalah Calon Gubernur Jawa Barat,” kata Henry.
Setelah pertemuan, kata Henry, ia mendengar dari Waras bahwa Iwa meminta Rp1 miliar untuk menyetujui izin pembangunan Meikarta.
Baca Juga: Sidang Suap Meikarta, Nama Sekda Jabar Disebut Lagi
Baca Juga: Nama Sekda Jabar Kembali Disebut dalam Sidang Suap Meikarta