TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BEM UI Sayangkan Jokowi Tak Jawab Substansi Kritik King of Lip Service

BEM UI kritik inkonsistensi Jokowi, bukan serang personal

Presiden Jokowi pimpin rapat terbatas pada Rabu (4/11/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Jakarta, IDN Times - Ketua BEM Universitas Indonesia Leon Alvinda Putra mengapresiasi Presiden Joko Widodo yang mendengarkan kritik 'The King of Lip Service'. Namun ia menyayangkan Jokowi tak menjawab substansi dari kritik yang lontarkan BEM UI itu. 

"Ini luar biasa, kami terima kasih atas atensi beliau. Beliau menegaskan bahwa kritik adalah hal yang wajar. Namun, kami berharap pak Jokowi bisa menjawab terkait substansi yang kami sampaikan," ujar Leon dalam Live Instagram Ngobrol Seru IDN Times pada Sabtu (3/7/2021).

Baca Juga: BEM Luar Jakarta Ramai-Ramai Bersuara Dukung BEM UI Kritik Jokowi

1. BEM UI kritik inkonsistensi Jokowi, bukan serang personal

Jokowi beri sambutan di Puncak Acara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-92 pada Rabu (28/10/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Dalam video keterangan pers, Jokowi menyebut dirinya sering diserang secara personal dan tak masalah dengan itu. Menurut Leon, hal itu gak menjawab substansi kritik yang disampaikan BEM UI melalui media sosial. 

"Kami kurang sepakat kalau julukan King of Lip Service itu disamakan dengan serangan personal seperti klemar klemer, plonga-plongo. Mengapa demikian? Karena yang kami kritik di sini adalah pernyataan beliau sebagai presiden yang tak sesuai dengan kebijakannya," ujar Leon.

2. BEM UI sebut Jokowi beberapa kali inkonsisten

Presiden Jokowi pimpin rapat terbatas pada Jumat (23/10/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Leon menyampaikan ada banyak contoh inkonsistensi ucapan mantan Gubernur DKI Jakarta itu dengan kebijakannya. 

Contohnya, saat Jokowi menyerukan agar negara-negara lain mengambil langkah luar biasa dalam rangka menyelamatkan iklim tapi ia mendukung UU Omnibus Law dan UU Minerba. Lalu, ada pula soal dukungan Jokowi dalam polemik tes wawasan kebangsaan (TWK) tapi malah membiarkan 51 pegawai dicap merah dan tak bisa dibina. 

Kemudian, ia menyinggung pernyataan Jokowi yang rindu didemo oleh masyarakat. Padahal, data sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) menyebut banyak orang yang ditangkap karena berdemo, termasuk dirinya. 

"Itu yang sebenarnya yang kami kritik bahwa kami berharap ada konsisten pernyataan beliau dengan kebiajakannya," ujarnya.

Baca Juga: Jokowi: Relawan Jokowi Itu Seksi, Bisa Antar Saya Presiden 2 Periode

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya