TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Pasien COVID-19 Isolasi di Hotel, Bersyukur Masih Bisa Berkarya

Meski diisolasi, ia tetap produktif membuat konten

Suasana Hotel Ibis Senen yang digunakan untuk isolasi mandiri pasien COVID-19 di Jakarta (Dok. IDN Times/Istimewa)

Jakarta, IDN Times - Video TikTok tentang aktivitas seorang pasien COVID-19 melakukan isolasi mandiri di sebuah hotel beredar viral di media sosial beberapa waktu lalu. IDN Times mencoba mengonfirmasi pasien berinisial M tersebut.

Dia mengatakan, dalam video tersebut dirinya memang sedang menjalani isolasi mandiri di Hotel Ibis, Senen, Jakarta Pusat.

Kepada IDN Times, ia bercerita tentang pengalamannya hidup terisolasi di kamar hotel. Berikut penuturan sang pasien.

Baca Juga: Tenaga Medis: Kita Bertahan, Tapi Tidak Tahu Sampai Kapan akan Ambruk

1. Sempat merasakan gejala tak bisa mencium bau dan merasakan makanan

Ilustrasi (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

M bercerita bahwa ia sempat mengalami gejala COVID-19 seperti tak bisa merasakan makanan dan mencium aroma. Karena khawatir tertular COVID-19, ia kemudian berkonsultasi dengan layanan 112 dan setelah diceritakan kronologinya ia langsung dihubungi pihak Puskesmas terdekat.

Warga Kelapa Gading, Jakarta Utara itu akhirnya dibawa oleh pihak Puskesmas untuk menjalani isolasi mandiri sejak Rabu, 4 November 2020 di Hotel Ibis.

"Kata mereka (petugas kesehatan) saya gejala ringan, jadi gak di rumah sakit. Kalau kenapa saya masuk hotel karena tempat yang paling cepat dapat persetujuan ya di sini," jelasnya.

Baca Juga: Darurat! IDAI Sebut 85 Persen Anak Positif COVID-19 Tanpa Gejala

2. Diduga tertular COVID-19 dari keluarganya

Personel Satgas Mobile COVID-19 membawa pasien diduga terjangkit virus Corona (COVID-19) di Rumah Sakit Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (11/3/2020) (ANTARA FOTO/Oky)

Ia mengaku masih bingung mengapa bisa terpapar COVID-19. Sebab, M mengaku sangat jarang keluar rumah selama pandemik COVID-19. Ia mengaku hanya dua kali keluar rumah dalam dua minggu sebelum dinyatakan positif COVID-19. Selama keluar rumah, ia hanya bertemu dengan lima orang temannya.

Ia menduga tertular COVID-19 dari keluarganya yang telah lebih dulu punya gejala serupa. Sebab, ibunya sempat sakit selama dua minggu tapi tidak melakukan tes COVID-19, sementara sang kakak sempat mengalami gejala yang serupa dengannya selama dua pekan.

"Itu saya baru tahu setelah saya tes swab 2 November," jelasnya.

3. Gak bosan diisolasi karena bisa terus berkaraya

Ilustrasi Work From Home (IDN Times/Arief Rahmat)

Selama diisolasi di hotel, ia hanya boleh keluar kamar ketika ada jadwal berjemur saja. Meski begitu, ia mengaku tak bosan karena tetap produktif berkarya dan bekerja dari dalam kamar hotel.

"Saya tetap masih ngajar online, saya ngajar les vokal tapi online semua karena pandemik, dan bikin konten. Sejauh ini saya gak bosen sih, tapi ingin cepat keluar," jelasnya.

4. Isolasi mandiri seperti sedang menginap di hotel

Suasana Hotel Ibis Senen yang digunakan untuk isolasi mandiri pasien COVID-19 di Jakarta (Dok. IDN Times/Istimewa)

M menceritakan bahwa keadaan di kamarnya gak jauh berbeda dari hotel pada umumnya. Namun, beberapa hal terlihat berbeda karena adanya protokol kesehatan yang harus diterapkan.

Untuk makan sehari-hari misalnya, ada petugas dengan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap yang meletakkan makanan tiga kali sehari di depan kamar pasien untuk mencegah kontak langsung. Kemudian, pakaian harus dicuci sendiri serta ada waktu terbatas yang diizinkan menerima paket barang atau makanan.

"Misalnya ada kiriman makanan atau barang dari luar masih boleh kok, cuma ada jam-jamnya. Barangnya itu harus ditaruh di lobi dulu, nanti dikirim ke kamar sehari dua kali (waktunya) jam 12.00-13.00 WIB sama jam 18.00-19.00 WIB," jelasnya.

Baca Juga: Guru Besar UI: Perawatan Satu Pasien COVID-19 Rata-rata Rp184 Juta 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya