TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Relawan COVID-19 Tetap Kuliah dan Puasa Meski Lelah Bertugas

"Pakai APD itu ibarat sauna delapan jam"

Tim Medis RS Darurat COVID-19 di Wisma Atlet, Kemayoran (Instagram/@nandamalr)

Jakarta, IDN Times - Nanda Amalia Rizki adalah salah seorang relawan tenaga medis yang bertugas di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran yang menampung pasien virus corona atau COVID-19.

Kepada IDN Times, Nanda bercerita bagaimana ia masih harus menjalankan kuliah hingga berpuasa di tengah kesibukan sebagai relawan tenaga medis di RSD Wisma Atlet.

Berikut cerita pengalaman Nanda menjadi relawan COVID-19.

Baca Juga: [WANSUS] Cerita Ika Dewi Nekat Jadi Relawan Sopir Ambulans COVID-19

1. Menjadi relawan COVID-19 merupakan panggilan hidup

Tim Medis RS Darurat COVID-19 di Wisma Atlet, Kemayoran (Instagram/@nandamalr)

Nanda telah menjadi relawan medis di RSD Wisma Atlet hampir sebulan. Ia mengatakan mau menjadi relawan di sana karena merasa hal tersebut adalah panggilan jiwanya sebagai manusia untuk membantu sesama.

"Selama dikasih kesempatan jalan sama Tuhan untuk bisa berpartisipasi membantu tenaga medis dan kebetulan juga memang saya mengambil program studi kesehatan," ujar Nanda saat dihubungi IDN Times pada Minggu (3/5) malam.

2. Nanda bertugas pada bidang farmasi

Tim Medis RS Darurat COVID-19 di Wisma Atlet, Kemayoran (Instagram/@nandamalr)

Nanda mendapatkan tugas sebagai relawan di bidang farmasi selama berada di RSD Wisma Atlet. Menurut Nanda bidang tersebut bertanggung jawab atas segala kebutuhan obat pasien COVID-19. Ia harus mengetahui siapa saja yang mengonsumsi obat apa.

"Jadi kalau kita keluarkan 100 obat, kita harus pastikan obat itu diminum sama pasien mana saja," jelasnya.

3. Memakai APD ibarat sauna selama delapan jam

Tim Medis RS Darurat COVID-19 di Wisma Atlet, Kemayoran (Instagram/@nandamalr)

Selama bertugas, tentunya ia harus memakai Alat Pelindung Diri (APD). Nanda mengatakan, memakai APD saat beraktivitas itu ibarat sauna sambil berjalan.

Bahkan suhu dari pendingin ruangan tak mampu menyejukkan badannya. Sebab, ia harus memakai baju hazmat tebal, sarung tangan lateks dua pasang, sepatu boot, hingga pelindung wajah atau kaca mata google yang harus diikat ke kepala.

"Kita jalan sebentar saja keringat langsung ngucur dari atas ke bawah. Dalam rumah sakit memang dingin, tapi kita ngerasa panas," jelasnya.

4. Tetap berpuasa dan kuliah online

Tim Medis RS Darurat COVID-19 di Wisma Atlet, Kemayoran (Instagram/@nandamalr)

Meski melelahkan, hal tersebut tak pernah menyurutkan semangatnya bekerja. Bahkan, ia tetap menjalankan puasa dan kuliah online.

Menurutnya, puasa tidak terasa karena aktivitasnya sebagai relawan. Sebab, usai bekerja selama delapan jam ia selalu merasa lelah dan pegal sehingga ingin langsung istirahat usai bertugas.

Aktivitasnya sebagai relawan juga tak mengganggu kuliah karena telah memberi kabar kepada kampusnya. Sebagai contoh, Nanda mengatakan bahwa ada dosen yang memberikan keringanan seminggu karena tahu ia menjadi relawan.

"Jadi harus pintar bagi waktu untuk tugas, dinas gitu sih," jelasnya.

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Rekrut 618 Relawan COVID-19, Ini Daftarnya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya